Sabtu 01 Feb 2025 18:34 WIB

Warganet Geger Nilai Tukar Rupiah Rp 8.000-an per Dolar AS, Beneran?

Rupiah pada Jumat ditutup Rp 16.305 per dolar AS.

Tangkapan layar 1 dolar AS sebesar Rp 8.170,65.
Foto: dok Republika
Tangkapan layar 1 dolar AS sebesar Rp 8.170,65.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warganet dihebohkan dengan tangkapan layar nilai tukar rupiah yang berada di level Rp 8.170,65 per dolar AS. Pasalnya, nilai tukar pada hari sebelumnya sebesar Rp 16.305 per dolar AS.

Hal ini pun ramai dibahas di berbagai platform media sosial mulai dari X (Twitter) hingga grup Whatsapp.

Baca Juga

"Ikut kaget dapat kabar USD anjlok, senang rupiah menguat. Ngecek berita terbaru dan BCA, sepertinya Google sedang pusing," tulis akun @zoel*** di X.

"1 USD = 8000 rupiah tu ngebug ya gaes," tulis akun @pandu***.

Di mesin pencarian Bing, rupiah berada di level Rp 16.305,23 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Jumat (31/1/2025) melemah 49 poin atau 0,30 persen menjadi Rp 16.305 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.257 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat turut melemah ke level Rp 16.312 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.259 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi persepsi pasar yang menilai Federal Reserve (The Fed) tidak akan pangkas suku bunga untuk sementara waktu.

“Pasar melihat Bank Sentral AS tidak akan memangkas suku bunga untuk sementara waktu karena potensi kenaikan inflasi akibat kebijakan kenaikan tarif impor Trump,” kata Ariston, Jumat.

Sejak Presiden AS Donald Trump terpilih, kebijakan tarif seringkali memberikan sentimen positif terhadap dolar AS dan mempengaruhi pelemahan rupiah. Trump diperkirakan menerapkan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko mulai Sabtu (1/2) ini, dengan potensi tarif tambahan pada barang-barang China sebesar 10 persen.

Ancaman pelemahan rupiah juga berasal dari ancaman Trump yang bakal mengenakan tarif dagang 100 persen terhadap BRICS atas dedolarisasi sebagaimana disampaikan pengamat mata uang Ibrahim Assuabi.

“Trump mengancam akan mengenakan tarif perdagangan 100 persen pada kelompok negara BRICS atas upaya mereka untuk menciptakan mata uang mereka sendiri dan menjauh dari dolar. Trump menuntut komitmen dari kelompok tersebut yang sebagian besar terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan bahwa mereka tidak akan meluncurkan usaha semacam itu,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement