Kamis 06 Feb 2025 16:39 WIB

Israel Siapkan Militer Jalankan Rencana Gila Trump

Israel berniat memindahkan warga Gaza ke negara pengkritik Israel.

Warga Seoul memprotes usulan Presiden AS Donald Trump untuk Jalur Gaza, di dekat kedutaan AS di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 5 Februari 2025.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Warga Seoul memprotes usulan Presiden AS Donald Trump untuk Jalur Gaza, di dekat kedutaan AS di Seoul, Korea Selatan, Rabu, 5 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Terinspirasi oleh rencana pembersihan etnis di Gaza Presiden AS Donald Trump, Menteri Pertahanan Israel Katz telah memerintahkan IDF untuk menyiapkan rencana menindak lanjui hal itu. Militer Israel akan dikerahkan untuk memungkinkan warga Gaza meninggalkan Jalur Gaza “secara sukarela”.

Bahasa “pengungsian sukarela” adalah bahasa yang sama yang digunakan di Israel untuk menggambarkan pengusiran warga Palestina pada 1948. Sampai saat ini, di dalam kurikulum sekolah-sekolah di Israel warga Palestina disebut pergi secara sukarela dari wilayah yang kini dikuasai Israel. Faktanya, milisi teroris Israel melakukan berbagai kejahatan yang memaksa warga Palestina melarikan diri. Diantaranya pengeboman, pembakaran, penganiayaan, dan pembunuhan.

Baca Juga

Katz dikutip Times of Israel menyambut baik “rencana berani Trump, yang dapat memungkinkan sebagian besar penduduk Gaza untuk pindah ke berbagai tempat di seluruh dunia.” Ia juga menuding tanpa dasar bahwa Hamas menggunakan penduduk Gaza sebagai tameng manusia dan membangun infrastruktur teror di tengah-tengah penduduknya. “Memeras uang dari mereka melalui bantuan kemanusiaan, dan mencegah mereka meninggalkan Gaza.”

Dia mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk menyiapkan sebuah rencana yang memungkinkan penduduk mana pun yang menginginkannya dapat beremigrasi ke tempat mana pun yang setuju untuk menerima mereka.

Katz secara khusus menyebutkan negara-negara tujuan potensial seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia dan negara-negara lain yang kerap mengkritik agresi Israel di Gaza. Ia beralasan jika negara-negara ini menolak menerima warga Palestina, “kemunafikan mereka akan terungkap.”

Ia juga menyebut Kanada, yang memiliki “program imigrasi terorganisir” dan “sebelumnya menyatakan kesediaannya untuk menyerap penduduk Gaza.” Rencana tersebut akan mengatur jalan keluar melalui penyeberangan darat, serta “pengaturan khusus” untuk keberangkatan melalui jalur laut dan udara.

“Penduduk Gaza harus diberi kebebasan untuk keluar dan beremigrasi, seperti yang dilakukan di mana pun di seluruh dunia,” ujar Katz. Ia menambahkan bahwa rencana Trump dapat memajukan “rencana rehabilitasi di Gaza yang mengalami demiliterisasi yang tidak menimbulkan ancaman di era pasca-Hamas, yang akan memakan waktu bertahun-tahun.”

Pada Selasa Trump mengejutkan dunia dengan rencana gilanya bahwa AS akan mengambil alih Jalur Gaza. Ia juga menyatakan warga Gaza harus seluruhnya meninggalkan wilayah itu secara permanen.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu memberikan dukungan atas usulan Trump dan menyebut rencana tersebut “luar biasa.” “Ini adalah ide bagus pertama yang saya dengar,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan pembawa acara Fox News, Sean Hannity. “Itu adalah ide yang luar biasa. Dan menurut saya hal ini harus dikaji, diupayakan, dan dilakukan — karena menurut saya hal ini akan menciptakan masa depan yang berbeda bagi setiap orang.”

Komentar tersebut menandai dukungan penuh pertama Netanyahu terhadap gagasan bahwa Trump dilontarkan pada hari Selasa dalam konferensi pers bersama di Gedung Putih. “Satu-satunya alasan warga Palestina ingin kembali ke Gaza adalah karena mereka tidak punya pilihan lain,” kata Trump, sambil menyarankan agar mereka direlokasi secara permanen ke negara lain.

Gedung Putih kemudian berusaha melunakkan komentar tersebut, dengan mengatakan bahwa relokasi tersebut hanya bersifat sementara. Berbicara kepada Hannity sehari kemudian, Netanyahu mengatakan: “Saya kira [Trump] tidak berbicara tentang pengiriman pasukan AS untuk menyelesaikan tugas menghancurkan Hamas – itu adalah komitmen kami, itu tugas kami dan kami benar-benar berkomitmen untuk itu.”

photo
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Washington, Selasa, 4 Februari 2025. - (AP Photo/Evan Vucci)

Politisi sayap kanan dengan antusias menyambut pengumuman Katz bahwa ia telah memerintahkan IDF untuk menyiapkan rencana yang memungkinkan warga Gaza meninggalkan Jalur Gaza secara sukarela.

“Saya mengucapkan selamat kepada Menteri Pertahanan atas keputusannya untuk menginstruksikan IDF bersiap memenuhi peran kami dalam rencana migrasi untuk memungkinkan keberangkatan warga Gaza dari Gaza ke negara penerima,” kata Menteri Keuangan Bezalel Smotrich.

“Seperti yang telah kami katakan selama bertahun-tahun, dan terlebih lagi sejak awal perang, tidak ada solusi realistis lain yang dapat menjamin perdamaian dan keamanan bagi Israel dan kesejahteraan pribadi bagi penduduk Gaza.”

Smotrich sebelumnya telah meminta Israel untuk menduduki Gaza dan mendorong setengah dari 2,2 juta warga Palestina di Jalur Gaza untuk beremigrasi dalam waktu dua tahun. Dia telah menyatakan antusiasme yang kuat terhadap usulan Presiden AS Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina, dan mengatakan kepada wartawan bulan lalu bahwa dia sedang menyusun “rencana operasional” untuk mengubahnya menjadi kebijakan yang dapat ditindaklanjuti.

Ketua Otzma Yehudit Itamar Ben Gvir menyebut persiapan Katz untuk “keberangkatan sukarela warga Gaza” sebagai “langkah penting, yang mengakui bahwa solusi nyata bagi Gaza bukan lagi impian ‘rekonstruksi’ dan kembali ke situasi sebelumnya, namun perubahan mendasar dalam kenyataan. Ia menyerukan kepada pemerintah “untuk bergerak maju dengan tekad, menghilangkan setiap hambatan birokrasi, dan memastikan bahwa opsi ini menjadi kenyataan sesegera mungkin.”

Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares menolak saran Menteri Pertahanan Israel Katz bahwa Spanyol harus menerima pengungsi Palestina dari Gaza. “Tanah warga Gaza adalah Gaza dan Gaza harus menjadi bagian dari negara Palestina di masa depan,” kata Albares dalam wawancara dengan stasiun radio Spanyol RNE.

photo
Daftar Kejahatan Tentara Israel - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement