Sabtu 08 Feb 2025 07:59 WIB

Kisah Terkabulnya Doa Ibu Utsman bin Tsaudah di Alam Kubur

Kisah Utsman bin Saudah menginspirasi para ahli ibadah.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
ILUSTRASI berdzikir dan berdoa.
Foto: AP Photo/Armando Franca
ILUSTRASI berdzikir dan berdoa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utsman bin Saudah Ath-Thafawi bercerita bahwa ibunya adalah seorang yang wara, rajin beribadah, sampai dijuluki orang dengan nama Ar-Rahibah artinya orang yang kuat beribadah.

Saat detik-detik wafatnya atau sekarat, ibu dari Utsman bin Saudah mengangkat kepalanya ke atas, melihat langit dan berdoa.

Baca Juga

"Engkau Wahai modal kekuatanku dan pusaka suciku, Ya Allah yang menjadi tempat bersandarku selama hidup dan setelah mati, aku mohon, janganlah Engkau kutuk aku menjelang mati dan janganlah ya Allah Engkau sempitkan aku di dalam kubur," kata ibu yang dapat julukan Ar-Rahibah itu, dikutip dari buku 101 Kisah Orang-Orang Yang Dikabulkan Doanya ditulis Majdi Fathi As-Sayyid diterjemahkan Ustadz Abdul Somad.

Utsman bin Saudah berkata, "Kemudian perempuan itu (ibunya) wafat dan aku kerap kali mendatanginya setiap Jumat untuk mendoakannya, meminta ampunan dosanya dan seluruh penghuni kubur."

Utsman bin Saudah melanjutkan ceritanya bahwa pernah suatu malam dirinya bermimpi. Di dalam mimpinya, Utsman bin Saudah bertanya, "Wahai ibu, bagaimana engkau bisa begitu?"

"Ibu menjawab, 'Wahai anakku, sesungguhnya mati itu sungguh sakit dan aku Alhamdulillah berada dalam kubur yang baik. Kami duduk-duduk di atas rerumputan yang harum, beralas kain sutera tipis dan tebal sampai hari kebangkitan'."

Utsman bin Saudah bertanya lagi kepada ibunya dalam mimpinya, "Apakah engkau membutuhkan sesuatu?"

"Ibu menjawab, 'Ya, tolong jangan engkau tinggalkan kebiasaanmu berziarah ke kubur kami dan berdoa untuk kami, sungguh aku gembira menyambut kedatanganmu di hari Jumat'."

"Ibu merkata lagi, 'Apabila engkau berangkat dari keluargamu, teman-temanku akan berkata, 'Wahai orang yang taat beribadah, anakmu datang, dia datang dari keluarganya untuk menziarahimu.' Aku gembira dan orang yang mati disekeliingku pun akan ikut bergembira."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement