Senin 10 Feb 2025 05:46 WIB

Tak Seperti Malaysia, RI Ogah Masuk The Hague Group untuk Lawan Israel, Ini Kata Kemlu

Rekonstruksi Gaza dinilai tidak boleh menjadi agenda negara lain.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: A.Syalaby Ichsan
Warga Palestina (ilustrasi)
Foto: Anadolu Agency
Warga Palestina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sembilan negara beberapa waktu lalu membentuk aliansi The Hague Group atau Grup Den Haag untuk mengawasi setiap pelanggaran internasional yang dilakukan Israel di tanah Palestina. Sembilan negara tersebut adalah Afrika Selatan, Belize, Namibia, Kolombia, Bolivia, Chili, Senegal, Honduras, dan Malaysia. 

Lalu mengapa Indonesia tak bergabung The Hague Group untuk melawan Israel? 

Baca Juga

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani menjelaskan, Indonesia telah melakukan berbagai upaya melalui jalur diplomasi untuk mendukung Palestina. Indonesia bahkan berdiri di garda terdepan dalam mewujudkan negara Palestina.

Sejak 1956 hingga saat ini, kata dia, Indonesia terus mendukung Palestina melalui berbagai forum internasional seperti OACI dan BRICS. Meskipun tidak tergabung dengan The Hague Group, menurut dia, Indonesia tetap memberikan dukungan terhadap prinsipnya. 

"Indonesia tidak mendukung The Hague Group karena kelompok tersebut diinisiasi oleh NGO, meskipun Indonesia tetap memberikan dukungan terhadap prinsipnya," ujar Kadir dalam Seminar Keumatan Peringatan Isra Mi'raj 1446 H di Jakarta Selatan, Ahad (9/2/2025). 

Dalam seminar bertema “Peran Indonesia dalam Mendukung Kemerdekaan Negara Palestina” tersebut, Kadir menjelaskan, fokus utama Indonesia adalah bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement