Selasa 11 Feb 2025 15:57 WIB

Istana Tegaskan Anggaran yang Dipotong Lemak, Bukan Otot APBN

Efisiensi dilakukan pada hal-hal yang dianggap "lemak" dan memboroskan postur APBN.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/12/2024) sore WIB.
Foto: Republika.co.id/Erik Purnama Putra
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/12/2024) sore WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi memastikan langkah efisiensi di berbagai kementerian/lembaga sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi APBN dan APBD 2025 tidak memotong "otot" penggerak pemerintahan. Hasan menjelaskan, efisiensi dilakukan pada hal-hal yang dianggap "lemak" dan memboroskan postur APBN.

"Efisiensi yang sesuai arahan presiden Prabowo adalah menghilangkan 'lemak-lemak' dalam belanja APBN kita, tapi tidak mengurangi 'otot'. Tenaga pemerintah dan kemampuan pemerintah tidak akan berkurang karena pengurangan 'lemak' ini," kata Hasan di Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Baca Juga

Hasan memastikan, ada sejumlah hal yang tidak terpengaruh dari efisiensi APBN di kementerian dan lembaga yang semuanya berhubungan dengan produktivitas serta layanan bagi masyarakat. Dalam hal mendukung produktivitas, kata dia, pemerintah memastikan bahwa gaji pegawai serta layanan dasar prioritas pegawai tidak akan terdampak efisiensi.

Sementara untuk layanan bagi masyarakat, program-program yang terkait bantuan sosial dan layanan publik juga anggarannya tidak dilakukan penyesuaian. Hasan mencontohkan salah satu layanan publik yang dipastikan tidak terdampak oleh efisiensi adalah terkait dengan mitigasi bencana. Layanan tersebut dipastikan tetap memiliki anggaran khusus.

"Mitigasi bencana merupakan layanan publik yang dipastikan optimal," kata Hasan.

Terkait dengan kebijakannua, pada Senin (10/2/2025), Presiden RI Prabowo Subianto "menyentil" oknum-oknum yang tidak menyetujui kebijakan efisiensi anggaran dan merasa kebal hukum menghadapi keputusan-keputusan yang diambil oleh dirinya saat memperjuangkan kemakmuran rakyat.

Dalam sambutan pada pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Jawa Timur, Senin, Prabowo mengatakan dirinya tak masalah dengan pembangkangan tersebut, namun oknum itu harus berani berhadapan langsung dengan rakyat, terutama kalangan ibu-ibu yang disebutnya dengan emak-emak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement