REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Apple dan Google telah memulihkan TikTok ke toko aplikasi mereka di Amerika Serikat pada Kamis (14/2/2025) malam waktu setempat. Ini terjadi beberapa pekan setelah aplikasi video pendek tersebut dihapus akibat undang-undang keamanan nasional yang melarangnya di negara tersebut.
Selain TikTok, kedua perusahaan teknologi itu juga telah mengembalikan aplikasi lain milik ByteDance, seperti editor video CapCut dan aplikasi media sosial Lemon8, yang sebelumnya ikut dihapus dari toko aplikasi. Mantan Presiden AS Joe Biden telah mengesahkan undang-undang tersebut tahun lalu, yang meminta ByteDance untuk menjual TikTok ke perusahaan yang bukan entitas Tiongkok sebelum 19 Januari 2025.
Undang-undang tersebut didorong oleh kekhawatiran bahwa hubungan ByteDance dengan pemerintah China dapat mengancam keamanan nasional AS. Undang-undang tersebut juga mengancam akan memberikan sanksi berat kepada operator toko aplikasi yang tidak mematuhinya. Mahkamah Agung menegakkan hukum ini pada 17 Januari.
Namun, ketika Presiden AS terpilih Donald Trump resmi menjabat pada 20 Januari, ia menandatangani perintah eksekutif untuk menunda undang-undang tersebut. Trump juga memberikan perpanjangan waktu 75 hari kepada ByteDance untuk menemukan pembeli.
Trump sendiri telah menyatakan ingin AS memiliki 50 persen saham di TikTok melalui usaha patungan dengan teknologi lainnya. Ia juga meresmikan dana kedaulatan yang dapat berpartisipasi dalam kesepakatan akuisisi TikTok, demikian seperti dilansir TechCrunch, Jumat (14/2/2025).
Setelah perintah eksekutif itu, TikTok segera memulihkan layanan di negara tersebut. Akan tetapi, Apple dan Google tidak langsung menyediakan TikTok di toko aplikasi mereka karena masih ada kebingungan terkait sanksi yang mungkin dijatuhkan, mengingat undang-undang itu hanya ditunda bukan dibatalkan.
Di sisi lain, pesaing TikTok juga telah mencoba memanfaatkan ketidakpastian ini. Platform seperti X dan Bluesky meluncurkan video vertikal khusus, sementara Meta mengumumkan aplikasi penyuntingan video yang akan menyaingi Capcut.
Kini, para pengguna di AS, mereka yang telah menghapus TikTok tidak dapat menginstalnya kembali, sementara mereka yang memiliki aplikasi tetap dapat menggunakannya. Awal bulan ini, TikTok bahkan mendorong pengguna ponsel pintar Android untuk mengunduh aplikasi tersebut secara langsung.
Pada bulan lalu, Cloudflare Radar melaporkan lalu lintas TikTok telah pulih hampir 90 persen dari periode sebelum pelarangan. Menurut data dari firma analitik Sensor Tower, TikTok adalah aplikasi kedua yang paling banyak diunduh di AS tahun lalu dengan 52 juta unduhan.