Senin 17 Feb 2025 17:50 WIB

Masa Depan Pariwisata Borobudur: Ketika Machine Learning dan Riset Bermartabat Bersatu

Machine learning digunakan buat memahami pola wisatawan.

Dosen UBSI, Candra Agustina berhasil mempertahankan disertasinya yang bikin pengembangan wisata makin canggih.
Foto: UBSI
Dosen UBSI, Candra Agustina berhasil mempertahankan disertasinya yang bikin pengembangan wisata makin canggih.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Siapa sangka destinasi wisata seperti kawasan Borobudur bisa semakin bersinar berkat campur tangan machine learning?

Dalam sidang promosi doktor Program Studi Doktor Sistem Informasi, Pascasarjana Universitas Diponegoro (UNDIP), Candra Agustina, dosen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Solo berhasil mempertahankan disertasinya yang bikin pengembangan wisata makin canggih.

Dengan judul yang panjang tapi penuh makna, "Rekomendasi Destinasi Penyangga di Kawasan Borobudur Menggunakan Machine Learning Berbasis Tourist Perception, Social, and Demographic Model," riset ini sukses membuat para penguji kagum.

Bahkan, penelitian ini bukan cuma soal teknologi, tapi juga jadi bukti nyata kalau tagline UNDIP, “Bermanfaat dan Bermartabat,” itu lebih dari sekadar slogan.

Dalam disertasinya, Candra menjelaskan machine learning digunakan buat memahami pola wisatawan berdasarkan persepsi, sosial, dan demografi mereka.

Data ini kemudian diolah jadi rekomendasi strategi pengembangan destinasi wisata penyangga di sekitar Borobudur. “Hasil riset ini bikin strategi pengelolaan lebih tepat sasaran, sehingga daya tarik wisata makin meningkat,” ujar Candra seperti dikutip Senin (17/2/2025).

Selain membantu pengelola wisata, penelitian ini juga jadi angin segar buat pelaku usaha lokal. Dengan pendekatan berbasis data, mereka bisa lebih paham kebutuhan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

Bukan cuma manfaatnya yang buat bangga, tapi juga bagaimana riset ini diakui di tingkat internasional. Disertasi ini sudah dipublikasikan di jurnal terindeks Scopus dan Web of Science (WoS), plus berhasil mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Ini bukti kalau riset lokal bisa banget bersaing di kancah global.

Dalam sesi diskusi, Candra juga menyoroti peran media sosial dalam membentuk persepsi wisatawan. “Media sosial itu jendela besar buat memahami wisatawan. Baik turis lokal maupun internasional punya pola serupa, jadi pendekatan digital ini relevan untuk semua,” jelasnya.

Keberhasilan Candra ini tidak cuma jadi pencapaian pribadi, juga bukti komitmen UNDIP dalam menghasilkan riset yang tidak cuma keren tetapi juga berdampak luas. Dr. Wahyudi, ST, MT., salah satu penguji, memuji bahwa riset ini selaras dengan visi UNDIP.

“Penelitian seperti ini yang kita butuhkan. Tidak cuma inovatif, juga bermanfaat untuk masyarakat dan tetap menjaga nilai-nilai akademik yang bermartabat,” ujar Wahyudi.

Lewat riset ini, masa depan pariwisata Borobudur jadi lebih menjanjikan. Dengan pendekatan teknologi seperti machine learning yang dipadukan dengan kearifan lokal, kawasan wisata ini nggak cuma siap bersaing di tingkat nasional, tapi juga jadi sorotan dunia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement