REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani akan segera membangun pelabuhan evakuasi di Pulau Santorini. Menteri Perlindungan Sipil Vassilis Kikilias mengatakan, pelabuhan itu akan digunakan untuk memindahkan warga saat gempa besar mengguncang destinasi wisata populer di Eropa itu.
Pulau Santorini di kepulauan Laut Aegea diguncang puluhan ribu gempa kecil sejak akhir Januari lalu. Gempa-gempa ini memaksa ribuan orang mengungsi dan mendorong pihak berwenang melarang aktivitas pembangunan serta menutup sekolah-sekolah dan pulau sekitar.
Sampai saat ini belum ada laporan gempa menimbulkan kerusakan berat. Tetapi, para ilmuwan mengatakan aktivitas seismik ini tidak biasa, bahkan di negara rentan gempa seperti Yunani. Mereka juga tidak membuang kemungkinan akan adanya gempa besar.
Para ilmuwan mengidentifikasi pelabuhan kapal feri di kaki lereng dan lokasi lainnya di seluruh Santorini sebagai titik lemah. Kendati demikian, mereka tidak mengatakan lokasi-lokasi itu tidak dapat digunakan di situasi darurat.
Kikilias mengatakan Yunani akan membangun pelabuhan evakuasi agar kapal feri dapat memindahkan warga dengan aman sampai infrastruktur pelabuhan baru dibangun. "Selama pelabuhan baru di Santorini sedang dipersiapkan, ada keputusan untuk mendirikan pelabuhan evakuasi di bagian pulau di mana kapal feri dapat berlabuh saat darurat," katanya di stasiun televisi Yunani, ANT1, Senin (17/2/2025).
Walaupun guncangan mulai melemah pada akhir pekan ini, pihak berwenang memperpanjang masa darurat untuk pekan ketiga pada Ahad (16/2/2025) dan kembali memerintahkan warga untuk menjauh dari daerah pesisir dan lereng bukit yang rentan longsor.
"Ceritanya belum selesai, baik pemerintah maupun warga harus terbiasa pada situasi tidak nyaman ini untuk sementara waktu. Kondisi ini dapat berlangsung selama dua sampai tiga bulan," kata profesor seismologi dan juru bicara gempa Santorini, Costas Papazachos di stasiun televisi ERT.
Santorini terbentuk setelah salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah, sekitar tahun 1600 Sebelum Masehi. Seismolog mengatakan aktivitas seismik terbaru, akibat pergerakan lempeng tektonik dan magma, mendorong lapisan bawah permukaan pulau ke atas.