Rabu 19 Feb 2025 16:27 WIB

Tak Hanya Program 3 Juta Rumah, BI Juga Tebar Insentif untuk Program Ketahanan Pangan

BI fokus menebar insentif pada dua sektor, yakni perumahan dan pertanian.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengenakan kacamatanya saat akan memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 6 persen untuk mempertahankan stabilitas perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengenakan kacamatanya saat akan memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (16/10/2024). Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI atau BI 7-Day Reverse Repo Rate di level 6 persen untuk mempertahankan stabilitas perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa pihaknya juga akan menyiapkan insentif untuk membantu program pemerintah di sektor pertanian. Ia menekankan bahwa BI fokus menebar insentif pada dua sektor, yakni perumahan dan pertanian. 

Pada Selasa (12/2/2025) lalu, diketahui, BI menyatakan akan menyediakan insentif likuiditas makroprudensial secara bertahap senilai Rp 80 triliun untuk program 3 juta rumah. Sebelumnya, besaran insentif likuiditas makroprudensial untuk program pembangunan perumahan senilai Rp 23,19 triliun. 

Baca Juga

Lantas, selanjutnya BI akan menyediakan insentif likuiditas makroprudensial untuk program Asta Cita pemerintah di bidang pertanian. Seperti diantaranya mengenai ketahanan pangan. 

“Setelah ini (kenaikan insentif untuk 3 juta rumah), kami akan berkoordinasi dengan program-program Asta Cita yang lain. Antara lain untuk pertanian, yaitu bagaimana hilirisasi pertanian dan ketahanan pangan,” ungkap Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RGD) Februari 2025 di Kompleks BI, Jakarta, Rabu (19/2/2025). 

Perry menyebut bahwa pihaknya akan segera berdiskusi dengan kementerian terkait. Diharapkan dengan adanya insentif likuiditas makroprudensial untuk sektor pertanian tersebut, program-program yang sedang pemerintah galakkan bisa berjalan dengan lebih optimal. 

“Kami diskusikan dengan kementerian terkait supaya programnya jalan, kemudian kreditnya bisa jalan, dan insentif likuiditasnya kami sediakan,” ujarnya.   

“Itu yang kami terus akan lakukan secara bertahap dari satu program ke program lain. Jadi fokus kami adalah perumahan, dan kemudian pertanian,” tegasnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement