REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei International Labour Organization (ILO) pada 2024 terhadap 416 perusahaan di Indonesia mengungkap fakta menarik, perempuan menduduki 61 persen posisi manajemen pengawas dan 70 persen manajemen menengah. Hanya saja, representasi mereka menurun drastis di level yang lebih tinggi.
Sekitar 49 persen kalangan perempuan berada di posisi manajer senior, dan angkanya semakin mengecil hingga 22 persen di tingkat eksekutif puncak. Angka-angka itu bukan sekadar statistik, namun dapat menjadi cerminan dari tantangan nyata yang masih dihadapi perempuan dalam menembus batasan struktural di dunia kerja.
Norma sosial yang masih menempatkan laki-laki sebagai pemimpin utama menjadi faktor yang memperlambat kemajuan perempuan menuju posisi kepemimpinan tertinggi. Belum lagi, faktor bias gender dalam promosi hingga kurangnya dukungan untuk keseimbangan kerja dan kehidupan menjadi penghalang perempuan dalam menggapai puncak karier.
Memahami pentingnya peran perempuan dalam kepemimpinan, Yoona dan Maxwell Leadership Indonesia didukung Lampu.id, menghadirkan workshop "Lead Without Limits" di Jakart Pusat pada Kamis (20/2/22025). President Maxwell Leadership Indonesia, David Tjokrorahardjo, sebagai mentor utama, menekankan kepemimpinan bukan hanya tentang memimpin orang lain, tetapi juga memimpin diri sendiri dengan tegas dan empatik.
Sehingga mereka dapat mencapai tujuan pribadi dan profesional tanpa mengorbankan keseimbangan hidup. Dalam materinya, David juga mengajak perempuan mengasah kepemimpinan asertif, menjaga keseimbangan hidup, dan memanfaatkan peluang bisnis. Menurut dia, perempuan memiliki potensi besar dalam kepemimpinan.
Namun, seringkali mereka terhambat oleh ekspektasi sosial dan tantangan keseimbangan hidup. "Dengan strategi kepemimpinan yang tepat, mereka dapat menjadi pemimpin yang berpengaruh tanpa kehilangan jati diri," ucap David dalam sesinya.
Sementara itu, Yoona selain mengembangkan keterlibatan dan pemberdayaan perempuan, juga memperkenalkan inisiatif terbaru "Yoona Squad", sebuah gerakan yang mengajak perempuan Indonesia lebih sadar kesehatan reproduksi. Program tersebut bukan sekadar kampanye, tetapi sebuah misi nyata untuk menciptakan 10 ribu perempuan dalam Yoona Squad, yang kemudian akan memberikan dampak kepada sejuta perempuan bebas gatal.
Menurut CEO Yoona, Susanna Angraini melalui sesi inspiratif, mentoring, serta kesempatan berjejaring, peserta tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga akses yang melampaui batasan. "Program ini menanamkan keyakinan bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang mencapai posisi tertentu, tetapi juga tentang membangun keberanian, mengasah keterampilan, dan menciptakan dampak nyata," ucap Susanna.