Senin 24 Feb 2025 17:56 WIB

Guguran Lava dan Hujan di Puncak Merapi, BPPTKG Minta Masyarakat Patuhi Rekomendasi 

Merapi meluncurkan 30 kali guguran lava ke arah barat daya.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta.
Foto: ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi, termasuk guguran lava dalam beberapa hari ini. Bahkan, pada Ahad (23/2/2025) kemarin Merapi meluncurkan 30 kali guguran lava ke arah barat daya. 

“Teramati 30 kali guguran lava ke arah barat daya atau ke Kali Bebeng, Sat/Putih, dan Krasak dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter,” kata Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, Senin (24/2/2025). 

Pada Senin (24/2/2025) ini, BPPTKG juga sudah mencatat 35 kali guguran lava Merapi hingga pukul 12.00 WIB siang. Agus menyebut, saat ini potensi bahaya Merapi masih berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya dan sektor tenggara. 

Pada sektor selatan-barat daya, potensi bahaya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Sedangkan, pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. 

“Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak,” ucap Agus.

Agus menyebut, data pemantauan juga menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di daerah potensi bahaya. Untuk itu, warga diminta untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. 

Dalam beberapa hari terakhir ini, juga terjadi hujan di sekitar Merapi. Untuk itu, masyarakat juga diminta mewaspadai hujan, terutama dengan intensitas tinggi dan mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan BPPTKG. 

Sebab, hujan dengan curah yang tinggi dalam waktu tertentu dap-at menyebabkan banjir lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Untuk itu, ketika hujan di kawasan Merapi, masyarakat diharapkan untuk tidak berkegiatan di sungai-sungai yang berhulu di Merapi.  

Selain itu, BPPTKG juga melaporkan intensitas kegempaan yang cukup tinggi. Pada 23 Februari kemarin, tercatat lebih dari 100 kali gempa. 

“Kegempaan terjadi 128 kali gempa guguran, 44 gempa fese banyak, dan dua kali gempa tektonik,” jelasnya. 

Sedangkan, pada 24 Februari ini berdasarkan laporan BPPTKG hingga pukul 12.00 WIB, sudah tercatat 26 gempa fase banyak, 69 gempa guguran, dan satu kali gempa tektonik. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement