Selasa 25 Feb 2025 06:03 WIB

Partai Konservatif Unggul di Pemilu Federal Jerman

Namun, raihan suara Partai CDU/CSU belum cukup untuk membentuk pemerintahan sendiri.

Friedrich Merz, kedua dari kiri, pemimpin Uni Demokratik Kristen (CDU), bertepuk tangan saat berpidato di depan para pendukungnya di markas besar partai di Berlin, Jerman, Ahad, 23 Februari 2025.
Foto: Michael Kappeler/dpa via AP
Friedrich Merz, kedua dari kiri, pemimpin Uni Demokratik Kristen (CDU), bertepuk tangan saat berpidato di depan para pendukungnya di markas besar partai di Berlin, Jerman, Ahad, 23 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Partai oposisi Jerman yang berhaluan konservatif, Partai Uni Demokrat Kristen (CDU/CSU), unggul dalam pemilu federal Jerman yang berlangsung Ahad (23/2/2025) dengan meraih hampir 29 persen suara. Namun, raihan suara Partai CDU/CSU belum cukup untuk membentuk pemerintahan sendiri.

"Kita telah memenangi pemilu ini," kata Pemimpin CDU/CSU Friedrich Merz dalam sambutan kemenangannya kepada pendukung di markas partai.

Baca Juga

Merz juga mendorong pesaing politik supaya tak lagi berkutat pada kampanye politik yang panas. Pemimpin partai itu menegaskan pentingnya membentuk pemerintahan koalisi yang stabil sesegera mungkin supaya dapat langsung menangani tantangan domestik, memperkuat posisi Jerman di Eropa, dan memulihkan kepercayaan internasional.

"Dunia tak menunggu kita dan tidak juga menunggu negosiasi koalisi yang bertele-tele. Kita harus bergerak cepat dan mendapatkan kembali kemampuan kita bertindak," kata Merz.

Menurut proyeksi hasil pemilu yang disiarkan televisi ARD, partai CDU/CSU diperkirakan meraih 28,6 persen suara, naik dari 24 persen suara yang mereka raih dalam pemilu federal 2021. Namun, partai konservatif tersebut tak mendapat suara yang cukup untuk memerintah sendiri, sehingga mereka perlu membina koalisi pemerintahan.

Partai Sosial Demokrat (SPD) pimpinan Kanselir Olaf Scholz mengalami kekalahan historis dalam pemilu kali ini usai mendapat hanya 16,3 persen suara -- raihan terendah sejak tahun 1949.

Sementara itu, partai Alternatif untuk Jerman (AfD) yang berhaluan kanan ekstrem berhasil mengungguli SPD setelah mendapat 20,4 persen suara, naik dua kali lipat dari raihan pemilu sebelumnya. Hasil pemilu menunjukkan AFD kini menjadi kekuatan politik terbesar kedua di Jerman.

Lebih lanjut, Partai Hijau pimpinan menteri luar negeri Annalena Baerbock diperkirakan mendapat 12,3 persen suara, turun 2,4 poin persen dibanding pemilu sebelumnya.

Partai Kiri (Die Linke) yang berhaluan sosialis secara mengejutkan mendapat 8,5 persen suara dalam pemilu tersebut meski sejumlah survei hingga tiga bulan yang lalu menyatakan bahwa mereka hanya mendapat dukungan dari 3 persen pemilih. Janji kampanye Die Linke untuk merespons keras kebangkitan AfD disebut berdampak bagi kenaikan signifikan dukungan kepada partai tersebut dalam pemilu.

Meski demikian, hasil pemilu belum dapat menunjukkan siapa mitra potensial yang dapat membentuk pemerintahan bersama CDU/CSU, karena dua partai lainnya, Partai Demokrat Bebas (FDP) yang liberal dan partai Aliansi Sahra Wagenknecht (BSW) yang berhaluan kiri populis, terancam gagal masuk parlemen.

Pasalnya, BSW hanya mendapat 4,9 persen suara dan FDP dengan 4,7 persen suara -- sedikit di bawah ambang batas parlemen sebesar 5 persen.

Jika kedua partai tersebut gagal masuk parlemen, Merz dapat membentuk koalisi dengan SDP. Jika salah satu partai tersebut berhasil mendapat kursi parlemen, Merz perlu dukungan dari lebih banyak partai untuk membentuk pemerintahan mayoritas.

 

sumber : Antara, Anadolu
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement