REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Skuad Chelsea pada akhir tahun keuangan 2024 adalah yang termahal yang pernah ada di Eropa dalam hal biaya transfer, menurut laporan yang dirilis oleh badan pengatur UEFA.
Laporan European Club Finance and Investment Landscape mengatakan, Chelsea menghabiskan 1,656 miliar euro atau sekira Rp 28 triliun untuk biaya transfer gabungan.
Nilai tersebut jauh melampaui nilai skuad Manchester United pada tahun 2023, yang menghabiskan biaya sebesar 1,42 miliar euro atau sekira Rp 24,7 triliun untuk menyusunnya, dan 1,33 miliar euro atau sekira Rp 22,9 triliun yang dikeluarkan oleh Real Madrid, yang merupakan biaya skuad tertinggi pada tahun 2020.
Chelsea telah merekrut 41 pemain sejak Todd Boehly dan Clearlake Capital membeli klub tersebut pada tahun 2022. Namun, transfer besar klub London barat tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan di lapangan, karena Chelsea finis di urutan keenam di Liga Primer musim lalu dan saat ini berada di urutan kelima.
Menurut laporan yang menganalisis semua divisi teratas Eropa, Real Madrid (1.073 juta euro atau sekira Rp 18,9 Triliun ), Manchester City (854 juta euro atau sekira Rp 15,04 triliun), Paris St Germain (808 juta euro atau sekira Rp 14,2 triliun), Manchester United (771 juta euro atau sekira Rp 13,6 triliun), dan Bayern Munchen (765 juta euro atau sekira Rp 13,5 triliun) memiliki pendapatan tertinggi pada tahun 2023.
Liga Primer memiliki sembilan tim di antara 20 klub berpenghasilan teratas, dengan pendapatan rata-rata 357 juta euro atau sekira Rp 6,3 Triliun dan perkiraan pendapatan agregat 7,15 miliar euro atau sekira Rp 125,9 triliun.
La Liga Spanyol berada di posisi kedua dengan pendapatan 3,7 miliar euro atau sekira Rp 65,2 triliun, dengan Bundesliga Jerman (3,6 miliar euro atau sekira Rp 63,4 triliun), Serie A Italia (2,9 miliar euro atau sekira Rp 51,1 triliun), dan Ligue 1 Prancis (2,4 miliar euro atau sekira Rp 42,3 miliar) melengkapi lima besar.
Posisi 20 klub teratas relatif stabil selama dekade terakhir, dengan semua 20 klub teratas saat ini masuk dalam 25 klub teratas pada tahun 2014.
Klub-klub Inggris melaporkan pendapatan lebih dari 7,1 miliar euro atau sekira Rp 125,1 triliun pada tahun 2023, tetapi ukuran klub-klub teratas berarti pendapatan klub rata-rata (357 juta euro atau sekira Rp 6,3 triliun) jauh lebih tinggi daripada pendapatan klub rata-rata (peringkat 10-11) sebesar 245 juta euro atau sekira Rp 4,3 triliun.
"Pendapatan klub Inggris rata-rata 'tipikal' ini memiliki pendapatan 60 persen lebih banyak daripada pendapatan klub Jerman pada umumnya dan tiga kali lipat pendapatan klub pada umumnya di Italia dan Spanyol, terutama karena distribusi pendapatan TV yang besar yang dinikmati oleh semua klub divisi teratas di Inggris," kata laporan itu.
Lebih dari 700 klub divisi teratas Eropa mencatat pendapatan agregat sebesar 26,8 miliar euro atau sekira Rp 472,1 triliun pada tahun 2023, dengan 20 klub papan atas Inggris melaporkan pendapatan hampir dua kali lipat (97 persen lebih banyak) daripada liga tertinggi kedua dan ketiga pada tahun 2023, Spanyol dan Jerman.
Inggris dan Jerman sejauh ini memiliki angka kehadiran penonton terbesar ke stadion, yang tercermin dalam pendapatan tiket rata-rata mereka masing-masing sebesar 29,1 juta euro atau sekira Rp 513 miliar dan 23,7 juta euro atau sekira Rp 418 miliar.
Arsenal (153 juta euro atau sekira Rp 2,7 triliun), Manchester United (129 juta euro atau sekira Rp 2,3 triliun), Tottenham (123 juta euro atau sekira Rp 2,17 triliun), dan Liverpool (108 juta euro atau sekira Rp 1,9 triliun) termasuk di antara delapan klub Eropa yang melaporkan pendapatan tiket lebih dari 100 juta euro atau sekira Rp 1,76 triliun pada 2023.