Senin 10 Mar 2025 18:00 WIB

Pedagang Daging Pasar Johar Mengeluh Sepi, Walkot Semarang: Kondisi Ekonomi Lesu

Sejumlah pedagang daging mengeluhkan kiosnya yang masih sepi pembeli.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti
Foto: dok DPR
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mendampingi Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Johar, Senin (10/3/2025). Sidak dilakukan dalam rangka mengecek harga kebutuhan pokok selama Ramadhan dan menjelang Lebaran.

Saat sidak, sejumlah pedagang daging mengeluhkan kiosnya yang masih sepi pembeli. Agustina mengungkapkan, sepinya pembeli daging, khususnya di Pasar Johar, memang perlu dicarikan solusinya.

"Daging kan kadang-kadang mahal. Mahal maksud saya, untuk beli daging duitnya (perlu) banyak. Nah sekarang kita tahu posisinya lesu banget nih perekonomian," kata Agustina ketika diwawancara awak media dan ditanya pendapatnya soal sepinya pembeli daging di Pasar Johar.

Menurut Agustina, suasana Ramadhan di Kota Semarang tahun ini pun seperti tak memiliki denyut. "Coba kita lihat, orang ngabuburit saja enggak banyak. Yang jualan takjil di pinggir jalan banyak itu sepi loh dibandingkan Lebaran tahun lalu. Warung-warung yang saat berbuka puasa biasanya ramai berjubel, ini sepi," ucapnya.

"Saya khawatir ini juga berpengaruh terhadap penjualan daging. Ada apa ini? Ini yang harus dicari," tambah Agustina.

Dia mengungkapkan, hal itu menjadi pekerjaan rumah bersama bagi pemeritah. Sementara itu Wamentan Sudaryono mengatakan, harga daging kambing maupun sapi di Pasar Johar Semarang masih relatif stabil.

"Tadi harga daging di Rp120 (ribu), Rp125 (ribu), Rp130 ribu, daging baru dipotong. Harganya relatif baik," ujarnya.

Menurut Sudaryono stok dan harga kebutuhan pokok di Pasar Johar cukup stabil. "Yang kemarin dikeluhkan kan cabe rawit harganya sampai ada yang Rp100 ribu. Sekarang sudah turun di angka Rp70 ribuan. Kita berharap bisa turun lagi," katanya.

"Intinya kita ingin bulan puasa ini, kemudian Lebaran, bagaimana pasokannya ada, di pasar banyak, baik modern maupun tradisional. Karena tingkat konsumsinya kan tinggi saat puasa dan Lebaran. Nah kita berharap barang itu ada," tambah Sudaryono.

Dia pun meminta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk rutin melakukan sidak, tidak hanya ke pasar-pasar tradisional, tapi juga pasar swalayan atau supermarket. "Ditanya pedagangnya keluhannya apa, harganya berapa. Karena kita harus bisa memberikan layanan yang baik, baik dari sisi stok maupun harga untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran," ucap Sudaryono.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement