Selasa 11 Mar 2025 11:04 WIB

Bos Badan Pangan Ungkap Pasokan Aman Sampai Lebaran, Ada Komoditas yang Jadi Sorotan

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengakui masih ada tantangan terkait fluktuasi harga.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.
Foto: Badan Pangan Nasional
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) kembali memastikan ketersediaan pangan pokok strategis sampai Idul Fitri 1446 Hijriah, aman dan mencukupi. Kendati demikian, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengakui masih ada tantangan terkait fluktuasi harga beberapa komoditas.

Ia menyampaikan hal itu dalam Rapat Koordinasi Kesiapan menghadapi Idulfitri 1446 Hijriah/Tahun 2025 yang digelar di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Jakarta pada Senin (10/3/2025).

Baca Juga

"Pertama bahwa ketersediaan pangan aman dan cukup untuk jelang hari raya dan idulfitri 1446 Hijriah, karena ini memang sudah kita persiapkan jauh-jauh hari bersama-sama. Kedua, harga pangan secara umum stabil. Concern kita hari ini ada di cabai rawit yang harganya masih cukup pedas," papar Arief.

"Cabai ini berkaitan dengan hujan, karena kalau hujan, ini biasanya bunga akan rontok dan memang ke depan perlu menggunakan cungkup atau green house. Kemudian yang satu lagi yang perlu concern kita adalah harga MinyaKita. Harganya harus Rp 15.700 per liter, tapi di pasaran Rp 17.000-18.000 per liter," sambungnya, tertulis di keterangan resmi NFA, dikutip Selasa (11/3/2025).

Arief menerangkan, jika di pasaran terdapat harga jual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) atau Harga Acuan Penjualan (HAP) diperlukan intervensi pemerintah. Terlebih, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar selama Ramadan sampai Idul Fitri, harga-harga harus baik dan stabil.

"Guna intervensi ke pasar, pemerintah bersama Perum Bulog telah kembali menyalurkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Selama Ramadan ini, kita siapkan 150 ribu ton untuk tiga zona," ujarnya.

Realisasi SPHP beras di tingkat konsumen sebelum diberhentikan sementara pada Februari lalu, telah tersalurkan 100,9 ribu ton per 7 Februari. Sementara realisasi SPHP beras setelah ada penyaluran kembali, per 7 Maret telah berada di angka 12,1 ribu ton.

Program SPHP juga turut menyentuh jagung pakan bagi kalangan peternak layer mandiri. Realisasinya per 7 Maret telah menyentuh kuantitas 2,162 ton. Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) yang ada di Bulog, oleh NFA telah ditetapkan dapat dilakukan lelang dengan harga penjualan af (di depan) Gudang Bulog di Rp 5.500 per kilogram (kg).

Adapun rerata harga jagung di tingkat peternak per 9 Maret dicatat Panel Harga Pangan telah berada di Rp 6.129 per kg atau 5,67 persen di atas HAP. Tentunya tatkala peternak memperoleh jagung dengan harga lebih rendah dapat menstabilkan pula harga daging ayam dan telur ayam.

"Berikutnya lagi ada pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) se-Indonesia, termasuk Operasi Pasar Pangan Murah selama Ramadan dan Idulfitri. Berkat kolaborasi bersama, saat ini sudah ada lebih dari seribu titik," kata Arief.

Program GPM yang merupakan kolaborasi NFA bersama dinas pangan pemerintah daerah beserta berbagai stakeholder pangan, hingga 7 Maret telah menyentuh 1.762 kali di 17 provinsi dan 100 kabupaten/kota. Rinciannya Januari telah terlaksana 171 kali, Februari 731 kali, dan di Maret ini 860 kali.

Sementara realisasi pelaksanaan Operasi Pasar Pangan Murah hingga per 9 Maret 2025, telah ada di 1.165 titik yang tersebar di 34 provinsi dan 351 kabupaten/kota. Masyarakat yang tersasar dalam program ini tercatat sebanyak 202 ribu orang. Pelaksanaan OP Pangan Murah ini diupayakan ada setiap hari mulai pukul 08.00 sampai 11.00 waktu setempat.

Dalam data yang dihimpun NFA, 1.165 titik tersebut ada di 976 Kantor PT Pos Indonesia, 92 gerai PT Charoen Pokphand Indonesia, 73 titik di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian, 12 titik di Pinsar Petelur Nasional (PPN). Kemudian empat lokasi di kios PT Pupuk Indonesia, tiga lokasi masing-masing di Dinas Pangan dan Dinas Pertanian, dan 1 lokasi masing-masing di gerai PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan Pinsar Indonesia.

Mengenai stok pangan pokok strategis seperti beras, Arief meyakini stok beras pemerintah yang dikelola Perum Bulog menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Ia turut menuturkan proyeksi produksi beras di Maret dan April ini akan menjadi kunci keberhasilan swasembada.

"Stok beras bulog per 7 maret sebanyak 1,9 juta ton. Ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan ini adalah stok terbaik selama 5 tahun terakhir. Lalu stok di Pasar Induk Beras Cipinang terpantau sekitar 50-51 ribu ton. Biasanya kalau stok di atas 40 ribu ton itu memang Insya Allah aman," ujarnya.

"Maret ini akan ada panen setara beras kurang lebih 5,48 juta ton dan April 4,97 juta ton. Jadi bulan Maret-April ini merupakan kunci sukses kalau kita ingin tidak impor beras sampai dengan akhir tahun nanti. Maret dan April ini adalah peak season-nya. Kami berterima kasih kepada seluruh teman-teman di Kepolisian dan juga TNI, karena membantu kita semua untuk penyerapan," tambah Kepala NFA, menutup pernyataannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement