Selasa 11 Mar 2025 16:27 WIB

Puasa Ramadhan Mendidik Kejujuran

Puasa Ramadhan dapat melatih diri agar terbiasa bersikap jujur.

ILUSTRASI Bulan Ramadhan.
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
ILUSTRASI Bulan Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama menyebut berbagai gelar untuk Ramadhan. Salah satunya adalah bahwa inilah bulan pendidikan. Indikator yang ingin dicapai dengan pendidikan Ramadhan, antara lain, adalah membangun pribadi yang jauh dari tabiat dusta atau gemar berbohong.

Selama bulan yang agung ini, kaum Muslimin pada hakikatnya sedang dididik agar sanggup konsisten dalam kejujuran. Puasa wajib kala Ramadhan adalah contoh ibadah yang bertumpu pada prinsip-prinsip kejujuran. Sebab, hanya pengamalnya dan Allah Ta'ala yang mengetahui, apakah ia benar-benar sedang berpuasa atau sekadar pura-pura berpuasa di hadapan orang-orang.

Baca Juga

Dengan berpuasa, seseorang insya Allah terbiasa untuk jujur dalam kehidupan sehari-hari. Dengan konsistensi itulah, kejujuran akan menancap kuat di dalam hati dan jiwanya. Keimanan pun--yang tercermin dalam laku serta perbuatan--semakin bertambah tebal dan kuat.

Agama ini mengajarkan, sesungguhnya keimanan dan kejujuran selalu sejalan beriringan. Keimanan tidak mungkin dekat dengan dusta.

Nabi Muhammad SAW pernah ditanya oleh seorang sahabat, "Apakah mungkin seorang Mukmin itu pengecut?" Beliau kemudian menjawab, "Mungkin saja."

Lalu ditanyakan lagi, "Apakah mungkin seorang Mukmin itu kikir?"

"Mungkin."

"Apakah seorang Mukmin itu berdusta?"

Nabi SAW lalu menjawab dengan tegas, "Tidak mungkin" (HR Imam Malik).

Dengan demikian, tidak mungkin keimanan dan kebohongan bercampur dalam hati yang sama.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement