Kamis 13 Mar 2025 10:06 WIB

Tak Hanya Indonesia, AS Juga Defisit Anggaran Sampai Rekor Rp 17.893,2 Triliun

Jumlah defisit tersebut melampaui rekor defisit saat Pandemi Covid-19.

Bendera Amerika Serikat
Foto: VOA
Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Defisit anggaran Amerika Serikat (AS) untuk lima bulan pertama tahun fiskal 2025 mencapai rekor tertinggi sebesar 1,147 triliun dolar AS atau capai Rp 17.893,2 triliun.

Menurut Departemen Keuangan AS pada Rabu (12/3/2025), dilansir Reuters, defisit tersebut termasuk defisit bulan Februari sebesar 307 miliar dolar AS, yang merupakan bulan penuh pertama Presiden Donald Trump menjabat. Angka ini meningkat 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga

Defisit dari Oktober 2024 hingga Februari 2025 ini mencakup hampir empat bulan masa kepemimpinan mantan Presiden Joe Biden hingga 20 Januari. Defisit tersebut melampaui rekor sebelumnya sebesar 1,047 triliun dolar AS, yang terjadi dari Oktober 2020 hingga Februari 2021, periode yang ditandai dengan tingginya pengeluaran untuk bantuan COVID-19 dan pendapatan yang tertekan akibat pandemi.

Departemen Keuangan menyatakan bahwa defisit Februari naik 11 miliar dolar AS dibandingkan Februari 2024, didorong oleh peningkatan pengeluaran untuk pembayaran bunga utang, tunjangan Jaminan Sosial, dan layanan kesehatan yang melampaui pertumbuhan pendapatan.

Hasil ini menunjukkan sedikit dampak dari tarif impor awal Trump terhadap mitra dagang utama dan upaya pemerintahannya untuk memotong pengeluaran pemerintah sejauh ini.

Sementara itu, Penerimaan pada Februari 2025 mencapai 296 miliar dolar AS, rekor untuk bulan tersebut. Angka ini meningkat 9 persen, atau 25 miliar dolar AS dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, pengeluaran pada Februari juga mencapai rekor sebesar 603 miliar dolar AS, naik 6 persen atau 36 miliar dolar AS.

Setelah penyesuaian kalender untuk penerimaan dan pengeluaran, defisit yang disesuaikan akan menjadi 311 miliar dolar AS, menyamai rekor defisit anggaran Februari 2021 yang didorong oleh COVID-19.

Komite yang Bertanggung Jawab untuk Anggaran Federal, sebuah kelompok pengawas fiskal, menyatakan bahwa pinjaman pemerintah sejauh ini mencapai sekitar 8 miliar dolar AS per hari.

"Yang tidak perlu dikonfirmasi lagi adalah bahwa kita hampir setengah jalan melalui tahun fiskal, namun belum ada kemajuan berarti dalam mengendalikan utang yang melonjak," kata Presiden kelompok tersebut, Maya MacGuineas, dalam sebuah pernyataan.

Secara kumulatif, penerimaan tahun fiskal hingga Februari meningkat 2 persen, atau 37 miliar menjadi rekor 1,893 triliun dolar AS. Namun, pengeluaran tumbuh 13 persen atau 355 miliar menjadi rekor 3,039 triliun dolar AS. Setelah penyesuaian kalender, defisit yang disesuaikan akan menjadi 1,063 triliun dolar AS (masih rekor), naik 17 persen atau 157 miliar dolar AS dari periode sebelumnya.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement