Selasa 20 May 2025 16:48 WIB

Massa Aksi tak Kompak, Masing-Masing Komunitas Punya Tuntutan

Aksi ini diikuti sejumlah komunitas perwakilan pengemudi ojol dan kurir.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pengemudi ojek online (Ojol) melakukan konvoi dari arah Jalan Jenderal Sudirman menuju titik aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengemudi ojek online (Ojol) melakukan konvoi dari arah Jalan Jenderal Sudirman menuju titik aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Selasa (20/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para pengemudi ojek daring (ojol) menggelar aksi di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025). Aksi ini diikuti sejumlah komunitas perwakilan pengemudi ojol dan kurir.

Berdasarkan pantauan Republika, terdapat ketidakkompakan terkait tuntutan yang disampaikan peserta aksi. Masing-masing komunitas memiliki tuntutannya sendiri yang dikemukakan dalam aksi tersebut.

Baca Juga

Ketidakkompakan tersebut terlihat dari banyaknya mobil komando yang berada di tengah massa. Sedikitnya terdapat empat mobil komando yang digunakan dalam aksi.

Di salah satu mobil komando, perwakilan pengemudi ojol menuntut agar potongan oleh aplikator diturunkan menjadi 10 persen. Namun, dari mobil komando lainnya, perwakilan komunitas berbeda menyatakan mereka tidak menuntut pengurangan potongan, melainkan kenaikan tarif.

"Komunitas kami tidak menuntut pengurangan potongan menjadi 10 persen, tapi kenaikan tarif untuk pengemudi ojol," kata perwakilan komunitas tersebut dari atas mobil komando.

Ketidakkompakan juga terlihat saat massa aksi hendak mengirimkan perwakilan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Mereka memerlukan waktu diskusi yang cukup lama untuk menentukan siapa yang akan melakukan dialog.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto, mengatakan pihaknya akan memfasilitasi perwakilan massa aksi untuk bertemu pejabat Kemenhub. Ia menyebut, Direktur Jenderal Hubungan Darat Kemenhub dan Wakil Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Wamenkopolkam) siap menerima perwakilan tersebut.

"Kalau saya kan sebagai aparat keamanan, memfasilitasi mereka yang berunjuk rasa, yang punya tuntutan untuk ditampung, Pak Wamenkopolkam siap menampung dan Dirjen Hubungan Darat. Tidak mungkin regulasi diselesaikan di jalan," kata dia.

Ia menyatakan mempersilakan massa menunjuk perwakilan untuk menemui pemerintah, dengan catatan pihak kementerian hanya meminta maksimal 10 orang untuk berdialog.

"Mereka perwakilannya masih bingung berapa orang, saya bilang 10, saya bilang atas nama aparat keamanan 25, saya ngomong ke sana," ujar Karyoto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement