Selasa 27 May 2025 05:57 WIB

Integrasi AI Command Center Polri Cakup 26 Polda dan 36 Polres

Menurut Kadivi TIK Polri, transformasi digital bukanlah pilihan, melainkan keharusan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Divisi TIK Polri, Irjen Slamet Uliandi.
Foto: Republika.co.id
Kepala Divisi TIK Polri, Irjen Slamet Uliandi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Div TIK) Polri melakukan penguatan transformasi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) dalam koridor Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045. Dalam Rakernis Div TIK 2025, dijelaskan Polri sedang mengadaptasi AI dalam sistem Command Center antara Mabes Polri dan satuan kewilayahan.

Kepala Divisi TIK Polri, Irjen Slamet Uliandi menjelaskan, integrasi AI dalam Command Center Polri mencakup 26 polda dan 36 polres. "Integrasi data merupakan upaya untuk mendukung predictive policing melalui analisis data historis kejahatan yang memungkinkan kita memetakan potensi gangguan keamanan sebelum terjadi. Selain itu, akan berdampak pada kecepatan dan ketepatan waktu respon terhadap laporan masyarakat," ucap Uliandi di Jakarta, Senin (26/5/2025).

Baca Juga

Dia menjelaskan, video analitik cerdas berbasis machine learning dari CCTV dan body worn camera yang melekat pada polisi digunakan untuk tugas di lapangan. "Hasil analitik ini dapat mengungkap deteksi otomatis terhadap pola anomali, termasuk potensi fraud, kerumunan massa, hingga pelanggaran lalu lintas," ujar Uliandi

Dia mengatakan, transformasi teknologi berbasis AI tetap dalam koridor human centered design. Hal itu diterapkan sebagai prinsip bahwa teknologi melayani manusia, bukan manusia memberi feeding teknologi. "Transformasi digital mensyarakatkan literasi digital masyarakat pengguna, baik kepolisian maupun masyarakat sebagai subjek pemolisian," tutur Uliandi.

Menurut dia, upaya transformasi digital yang ditempuh Polri melalui Div TIK direalisasikan melalui beberapa langkah. Di antaranya, penguatan infrastruktur digital, adopsi AI yang berlandaskan hukum, peningkatan kapasitas SDM, kolaborasi lintas sektor, dan inovasi berbasis kebutuhan publik.

"Rakernis Div TIK 2025 menjadi momentum penting untuk menyelaraskan visi Polri dengan arah pembangunan nasional. Transformasi digital membutuhkan dukungan anggaran dan kebijakan yang proporsional dengan pengelolaan yang berlandaskan prinsip kehati-hatian atau prudent," kata Uliandi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement