REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Mohammad Syafi’i meninjau hotel transit yang menjadi tempat singgah bagi jamaah lanjut usia (lansia), berisiko tinggi (risti), dan penderita demensia, yang akan mengikuti skema safari wukuf pada puncak ibadah haji 2025.
"Saya kira safari wukuf sangat membantu jamaah risti, demensia, dan lansia. Hari ini saya melihat mereka sudah ada di tangan yang tepat," ujar Wamenag Romo Syafi’i saat menyaksikan proses penurunan jamaah bus ke ruang-ruang istirahat di hotel transit, di Makkah, Selasa.
Safari wukuf adalah skema khusus yang disiapkan penyelenggara haji Indonesia agar jamaah yang tidak mampu secara fisik tetap dapat menjalankan rukun haji, khususnya wukuf di Arafah, dengan difasilitasi armada bus.
Jamaah akan dibawa dari hotel transit menuju Padang Arafah pada waktu yang telah ditentukan dengan pendampingan tenaga medis dan petugas haji.
Wamenag Romo menilai kesiapan layanan di hotel transit sudah berjalan baik, termasuk peran para petugas yang melayani dengan penuh empati. "Petugasnya sangat sigap, bahkan menunjukkan kasih sayang. Saya sangat terharu sekali,” ujarnya.
Ia juga mengusulkan penambahan fasilitas air zamzam di lokasi tersebut demi kenyamanan jamaah.
Wamenag mengingatkan pentingnya pengaturan shift kerja bagi petugas, terutama dalam menghadapi proses pemindahan jamaah dari hotel menuju Arafah.
"Yang lebih berat nanti bukan saat menurunkan jamaah, tetapi saat menaikkannya kembali untuk berangkat ke Arafah. Dengan shift yang teratur dan makanan bergizi, Insya Allah semua akan berjalan lancar," kata Wamenag.
Kepada jamaah yang akan mengikuti safari wukuf, Wameneg Romo Syafi’i memberikan jaminan bahwa ibadah haji mereka tetap sah. Ia menjelaskan keberadaan jamaah di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, meski berada di dalam bus, tetap memenuhi rukun haji.
"Bagi bapak ibu yang mengikuti safari wukuf, sudah dipastikan hajinya sah bila pada tanggal 9 Zulhijah berada di Padang Arafah. Jadi nggak usah ada keraguan," kata dia.
Ia juga mengimbau agar jamaah fokus pada kesiapan spiritual dan menyerahkan proses teknis kepada petugas. "Doakan saja petugasnya sehat-sehat agar bisa melayani dengan baik. Mereka sudah sangat siap," kata Wamenag Romo Syafi'i.