REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Gizi Nasional (BGN) tetap akan mendistribusikan makan bergizi gratis (MBG) pada musim libur sekolah. Namun, pendistribusian itu akan disesuaikan dengan keinginan sekolah dan orang tua siswa.
Republika mencoba menghimpun respons para orang tua terkait pembagian MBG pada momen libur sekolah. Tidak setiap orang tua menyambut baik MBG tetap dibagikan saat anaknya libur sekolah.
"Repot. Suruh ambil ke sekolah lagi," kata salah satu orang tua siswa di kawasan Depok, Jawa Barat, kepada Republika, Kamis (26/6/2025).
Karena itu, ia lebih memilih pembagian MBG tidak dilakukan pada momen libur sekolah. Apalagi, anaknya tidak selalu suka menu MBG yang disediakan.
Menurut dia, pembagian MBG pada momen libur sekolah bakal mubazir jika dipaksakan. Mengingat, kecil kemungkinan orang tua siswa akan datang ke sekolah untuk mengambil makanan saat momen liburan.
"Aturan diganti duit aja ya, biar emaknya yang ngasih makanan bergizi. Walaupun makan sama tempe tahu juga udah ada gizinya," kata ibu dari siswa yang masih duduk di kelas 5 sekolah dasar itu.
Ia menambahkan, sekolah tempat anaknya belajar juga tidak memberikan informasi pembagian MBG pada momen liburan. Ia pun mengaku tidak masalah tidak mendapatkan MBG saat liburan.
Salah satu orang tua lainnya mengaku pembagian MBG di sekolah anaknya tetap berjalan saat momen liburan. Namun, menu yang dibagikan bukan bukan nasi dan lauk pauk seperti biasanya, melainkan makanan kemasan, susu, dan buah.
"Tetep jalan. Udah sepakat. Makanannya snack, roti, susu, buah," kata dia.
Menurut dia, selama momen liburan, MBG akan dibagikan dua kali dalam sepekan, yaitu setiap Senin dan Rabu. Pada hari itu, orang tua harus datang ke sekolah.
"Seminggu dua kali dibagi. Senin sama rabu. Orang tua dateng ke sekolah (buat ambil makanan)," ujar orang tua yang anaknya masih duduk di bangku SD itu.
Ia mengaku senang karena MBG tetap dibagikan selama momen liburan. Pasalnya, itu cukup membantu orang tua untuk mengurangi uang jajan anak.
"Saya mah ikut aja, namanya juga gratis. Selama ini juga enak aja. Emang kadang ada yang gak doyan, namanya anak-anak, tapi sebagai yang nerima, senang aja," ujar dia.
Republika juga menghubungi sejumlah SPPG di Jakarta. Namun, hingga berita ini dibuat belum ada respons dari mereka terkait menu yang akan dibagikan saat libur sekolah.
Sebelumnya, Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, pihaknya telah meminta seluruh kepala satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) untuk mendata sekolah yang tetap ingin mendapatkan MBG saat musim liburan. Menurut dia, pendistribusian MBG itu akan disesuaikan dengan kesediaan pihak sekolah mengumpulkan para siswa saat libur.
"Untuk anak sekolah, kepala SPPG diminta cek apakah anak sekolah bersedia datang ke sekolah atau tidak. Jika bersedia, berapa kali dalam seminggu," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Selasa (24/6/2025).
Ia mengatakan, para siswa yang datang ke sekolah saat momen libur itu akan mendapat makanan segar dan dibekali maksimal untuk dua hari. Menu yang dibagikan nantinya adalah makanan siap konsumsi, seperti telur, buah, susu, kacang, dan roti atau kue kering fortifikasi.
Namun, pendistribusian itu akan disesuaikan dengan kesediaan para siswa dan pihak sekolah. Apabila para siswa dan sekolah tidak bersedia datang saat momen libur, MBG tidak akan dibagikan.
"Jika anak sekolah tidak bersedia, maka MBG tidak dilaksanakan selama libur," ujar Dadan.
Sementara itu, program MBG untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita, tetap akan berjalan normal. Pasalnya, para penerima manfaat itu tidak terganggu libur sekolah.
Berdasarkan data BGN per 22 Juni 2025, total SPPG yang telah beroperasi berjumlah 1.837 unit SPPG di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Sementara itu, penerima manfaat yang telah dijangkau mencapai 5.208.339 orang, mulai dari balita, siswa dari PAUD hingga SMA, santri, peserta PKBM, ibu hamil, dan ibu menyusui, serta penerima manfaat dari seminari.