Jumat 04 Jul 2025 13:58 WIB

KNKT Selidiki Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Investigasi KNKT dilakukan menyeluruh sejak kapal bertolak hingga insiden terjadi.

Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Sejumlah Tim SAR yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, KSOP hingga nelayan sekitar melakukan pencarian KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali sekitar pukul 00.19 WITA setelah berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan laporan manifest 53 orang penumpang dan 12 orang kru kapal.
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (3/7/2025). Sejumlah Tim SAR yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, KSOP hingga nelayan sekitar melakukan pencarian KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali sekitar pukul 00.19 WITA setelah berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk dengan laporan manifest 53 orang penumpang dan 12 orang kru kapal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mulai melakukan investigasi terkait tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di lintasan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi)–Pelabuhan Gilimanuk (Bali). KMP Tunu yang mengangkut sebanyak 53 orang penumpang, 12 anak buah kapal (ABK), serta 22 unit kendaraan itu mengalami kecelakaan laut dan tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam, sekitar pukul 23.35 WIB, setelah bertolak dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk pada pukul 22.56 WIB.

"Kami akan memulai investigasi dari kapal berangkat, karena saat hendak berlayar kapal mendapatkan surat persetujuan berlayar atau SPB dari pihak berwenang," kata Ketua KNKT Soejanto Tjahjono dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (4/7/2025).

Baca Juga

Investigasi terkait surat persetujuan berlayar (SPB) itu, katanya, penting untuk mengetahui apakah persyaratan mendapatkan SPB sudah terpenuhi atau belum.

"Mulai dari kelaikan kapal, dokumen, dan lainnya itu akan kami cari tahu dan kumpulkan bukti-buktinya," ujar Soejanto Tjahjono.

Selain itu, lanjutnya, petugas dari KNKT juga akan melakukan investigasi terkait pelaksanaan tanggap darurat ketika terjadi kecelakaan laut KMP Tunu Pratama Jaya.

"Ketika kapal sudah berangkat atau berlayar dan terjadi kecelakaan, di kapal itu sebenarnya sudah dilatih tanggap darurat. Kami juga sudah mengumpulkan bukti-bukti video yang tersebar di media sosial," kata Soejanto.

Menurut dia, KNKT bertugas melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan laut KMP Tunu Pratama Jaya di lintasan Ketapang–Gilimanuk pada Rabu (2/7) malam tersebut.

"Namun dalam operasi SAR ini kami saling membantu melakukan pencarian korban yang selamat maupun yang meninggal. Jadi apa yang dilakukan KNKT adalah menginput informasi dan berkoordinasi dengan tim SAR. Setelah SAR selesai, baru sepenuhnya kami melakukan investigasi lanjutan," tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada KNKT untuk melakukan investigasi penyebab kecelakaan laut KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali.

"Mengenai penyebab kecelakaan laut, kami menyerahkan kepada KNKT sesuai tugasnya untuk melakukan investigasi," kata Menhub dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis malam.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement