Rabu 23 Jul 2025 19:48 WIB

Sutradara Lucky Kuswandi Ungkap Gagasan Awal Film A Normal Woman

Film ini mengupas kesehatan mental dan tekanan sosial yang dihadapi perempuan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Para filmmaker dan pemain film A Normal Woman dalam konferensi pers di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Foto: Dok. Republika/Gumanti Awaliyah
Para filmmaker dan pemain film A Normal Woman dalam konferensi pers di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (23/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Lucky Kuswandi kembali hadir dengan karya terbaru berjudul A Normal Woman, sebuah film original Netflix Indonesia bergenre drama psikologis. Berkolaborasi dengan Andi Cung dalam penulisan naskah, film ini mengupas isu identitas, kesehatan mental, dan tekanan sosial yang dihadapi perempuan masa kini.

Lucky mengatakan ide awal film ini muncul dari ketertarikannya pada proses healing dan upaya seseorang untuk kembali mengenali bagian-bagian dari dirinya yang telah lama "terhapus". "Aku sangat tertarik dengan ide bahwa kita semua pernah berada di tahap hidup di mana kita merasa terhapus. Karena kita harus menjalani berbagai peran, tanpa sadar kadang kita kehilangan jati diri," kata Lucky dalam konferensi pers di XXI Plaza Senayan, Rabu (23/7/2025).

Baca Juga

Karakter utama dalam film ini, Milla (diperankan Marissa Anita), adalah seorang sosialita yang menderita penyakit misterius yang menyerang kulitnya. Namun, menurut Lucky, kondisi fisik itu hanyalah manifestasi dari tekanan psikologis yang dialami sang tokoh.

"Tubuh kita sering menjadi alarm pertama ketika ada yang tidak beres dalam hidup kita, Dalam kasus Milla, alarm itu muncul dalam bentuk penyakit kulit. Tapi banyak orang mengalaminya dalam bentuk lain seperti kecemasan atau nyeri kronis," kata dia.

Lucky menekankan film ini bukan sekadar tentang self-improvement seperti yang umum dipahami. Lebih dari itu, A Normal Woman mengajak penonton untuk merefleksikan apakah kehidupan yang dijalani sudah benar-benar autentik atau hanya sekadar memainkan peran demi ekspektasi orang lain.

"Film ini adalah ajakan untuk 'remembering, mengingat kembali dan mengumpulkan pecahan-pecahan diri yang sempat hilang, untuk kembali menjadi utuh," kata dia.

Republika.co.id berkesempatan menonton film ini pada Rabu (23/7/2025) di XXI Plaza Senayan. Film ini sebetulnya menarik dan relevan secara tema yaitu mengangkat isu kesehatan mental dan hubungan keluarga. Namun secara penceritaan dan eksekusi secara keseluruhan, film ini terasa kurang greget. A Normal Woman akan tayang di Netflix mulai 24 Juli 2025.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement