Kamis 24 Jul 2025 13:29 WIB

Tidak Kirim Kontingen dalam Kegiatan di Purtugal, Kwarnas Pramuka Dikritik

Kwarnas melarang pengiriman kontingen.

Foto ilustrasi Ketua Kwarnas Komjen Pol (Purn) Budi Waseso dan Sekjen Kwarnas Mayjen TNI (Purn) Bachtiar.
Foto: istimewa/doc humas
Foto ilustrasi Ketua Kwarnas Komjen Pol (Purn) Budi Waseso dan Sekjen Kwarnas Mayjen TNI (Purn) Bachtiar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Majelis Pembimbing Daerah Kwarda Yogyakarta, Priyo Mustiko, menyayangkan  Gerakan Pramuka Indonesia yang tidak mengirimkan kontingennya dalam perkemahan World Scout Moot ke-16, yang diadakan di Portugal, pada 25 Juli-3 Agustus 2025.

Priyo menyebut tidak ikutnya  Gerakan Pramuka Indonesia di kegiatan yang  bakal diikuti oleh 9.000 pramuka penegak dan pandega dari 90 negara ini,  disebabkan Kwarnas melarang mengirimkan kontingen. Alasannya mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto mengenai efisiensi anggaran. 

Padahal sudah ada 26 peserta Indonesia dari Kwarda Aceh, Jawa Tengah dan Jawa Barat, yang mendaftar ke panitia World Scout Moot di Portugal. Para peserta kecewa karena mereka telah lolos seleksi di tingkat kecamatan hingga provinsi. Biaya untuk mengikuti kegiatan itu sebesar Rp 60 juta/orang berasal dari kwartir daerah, pribadi dan sumber lain. Tidak ada biaya dari Kwarnas atau APBN.  

"Pimpinan Kwarnas salah menginterpretasikan arahan Bapak Presiden. Kebijakan tersebut mundur ke belakang dan tidak sesuai dengan amanah Bapak Pramuka Kak Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang mendorong pramuka Indonesia berpartisipasi di dunia internasional," kata Priyo Mustiko, dalam siaran persnya, Kamis (24/7/2025).

Menurutnya, sebenarnya anyak manfaat yang diperoleh adik-adik pramuka yang mengikuti kegiatan Jambore (bagi penggalang) atau Moot (bagi penegak dan pandega) serta kegiatan internasional lainnya. Ini, kata Priyo, berdasar pengalamannya, yang mewakili i Indonesia menjadi peserta Jambore Dunia Pramuka di Idaho, Amerika Serikat, pada 1967.

Sampai hari ini, menurut, Kwarnas juga belum mengeluarkan edaran ke daerah untuk mengikuti kegiatan Jambore Asia Pasifik di Filipina, pada akhir Desember 2025. Padahal pendaftaran bakal ditutup akhir Juli ini. Pimpinan Kwarnas juga belum mendaftar keikutsertaan delegasinya dalam Konferensi Pramuka Asia Pasifik di Taiwan pada Oktober 2025.

Pekan lalu, Sekretaris Jenderal WOSM David Berg dan Direktur Eksekutif Biro Pramuka Regional Asia Pasifik, Jose Rizal C. Pangilinan, bertemu dengan pimpinan Kwarnas di Jakarta. Salah satu agenda yang dibicarakan adalah tunggakan iuran WOSM oleh Gerakan Pramuka yang nilainya sekitar 800 ribu dollar Amerika. Jika tunggakan ini tidak diangsur berpotensi keanggotaan Indonesia ditangguhkan dan tidak dapat mengikuti kegiatan internasional. 

WOSM menghimbau Kwarnas mengirim kontingen Indonesia untuk mengikuti Jambore, Konferensi Pramuka Asia Pasifik dan kegiatan internasional lainnya. Himbauan ini menohok sikap pimpinan Kwarnas yang telah menggalang dukungan dari Kwarda seluruh Indonesia melalui forum Rapat Koordinasi Khusus di Jakarta pada 1 Juni 2025. Pada poin 4 Rakorsus menyebutkan bahwa Kwarda mendukung kebijakan Kwarnas untuk menseleksi dan pembatasan pengiriman kontingen Indonesia pada kegiatan kepramukaan internasional. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement