Kamis 31 Jul 2025 18:30 WIB

Menko Muhaimin: Skema Magang Kebut Penyerapan Tenaga Kerja

Menko Muhaimin mendorong penyerapan tenaga kerja.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Erdy Nasrul
Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Foto: Republika.co.id/Rizky Suryarandika
Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar mendorong perusahan-perusahaan swasta membuka lebih banyak kesempatan magang untuk tenaga kerja terdidik demi mempercepat pengurangan angka pengangguran. Muhaimin optimistis skema magang menjadi solusi ketidakcocokan antara kebutuhan dunia industri dengan pasar tenaga kerja.

Muhaimin meyakini melalui magang, para tenaga kerja terdidik akan diberikan kesempatan untuk dilatih hingga memenuhi standar yang dibutuhkan dunia industri.

Baca Juga

“Jadi ada mismatch ya. Di tingkat industri level atas, kesulitan nyari pekerja yang sesuai kebutuhan. Di level para pekerja, kesulitan mencari pekerjaan,” kata Muhaimin dalam keterangan tertulis, Rabu (30/7).

“Nah mismatch inilah yang kita ingin jembatani dengan pemagangan,” lanjut Ketum PKB itu.

Namun, Muhaimin menegaskan skema pemagangan tenaga terdidik untuk percepatan penyerapan tenaga kerja tidak boleh membebani para pelaku industri. Oleh karena itu, Muhaimin mendorong pemberian ragam insentif bagi perusahaan yang bersedia untuk membuka magang bagi tenaga kerja terdidik.

Terlebih, Menko Muhaimin telah mendengar kebutuhan dan kendala dari perusahaan swasta terkait pemagangan dalam Rapat Tingkat Menteri Strategi Pemberdayaan Angkatan Kerja pada Senin (28/7/2025) lalu.

“Ada insentif pajak, ada insentif fasilitas, ada insentif lainnya (bagi perusahaan penerima magang), bahkan kedepan Insya Allah magang itu dibiayai oleh pemerintah,” ujar Muhaimin

Muhaimin juga menjelaskan skema ini juga sebagai upaya memanfaatkan semakin meningkatnya tenaga kerja terdidik di Indonesia. Muhaimin menyatakan tenaga kerja produktif harus dimanfaatkan secara maksimal demi mempercepat pengentasan kemiskinan sesuai Inpres 8/2025.

“Kita kerja keras, supaya transisi antara pengangguran terdidik dengan lapangan kerja, mismatchnya tidak terjadi,” ucap Muhaimin. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement