Jumat 22 Aug 2025 12:44 WIB

Penelitian Ungkap Perubahan Mendadak Antartika yang Mengkhawatirkan

Sejak satu dekade terakhir, es laut menyusut drastis.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Benua Antartika.
Foto: Al Arabiya
Benua Antartika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Antartika yang selama ini dianggap stabil kini menunjukkan perubahan mendadak dan mengkhawatirkan. Luas es laut menyusut cepat, gletser mengapung atau ice shelves mencair, dan lapisan es raksasa mendekati titik kritis, sementara arus laut dalam yang vital mulai melambat.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature menunjukkan perubahan ini sudah berlangsung dan berpotensi memburuk. Para ilmuwan yang melakukan riset lapangan di Antartika menyaksikan langsung fenomena ini. Dampaknya tidak hanya mengancam satwa seperti penguin kaisar, tetapi juga sistem iklim global, termasuk kenaikan permukaan laut.

Baca Juga

Perubahan mendadak didefinisikan sebagai pergeseran iklim atau lingkungan yang terjadi lebih cepat dari perkiraan. Misalnya, es laut yang mencair mempercepat penyerapan panas lautan, memicu pencairan lebih lanjut, dan sulit dipulihkan dalam jangka waktu manusia.

Selama puluhan tahun, Antartika merespons pemanasan global lebih lambat dibanding Arktika. Namun sejak satu dekade terakhir, es laut menyusut drastis. Sejak 2014, laju penyusutan dua kali lebih cepat dari Arktika, melampaui variasi alami berabad-abad terakhir.

Konsekuensi meluas, yaitu es laut yang memantulkan panas berkurang, satwa kehilangan habitat, dan gletser terapung lebih mudah terguncang gelombang laut.

Pencairan juga memperlambat Antarctic Overturning Circulation, arus laut dalam yang menyerap karbon dioksida dan mendistribusikan panas. Risiko perlambatan ini mirip Atlantik Utara, namun bisa terjadi dua kali lebih cepat.

Lempeng es Antartika Barat dan sebagian Timur kehilangan massa, berkontribusi pada kenaikan permukaan laut global hingga lima meter jika runtuh. Sejak 1990-an, laju kehilangan es meningkat enam kali lipat. Kenaikan permukaan laut akan mengancam 750 juta orang yang tinggal di pesisir rendah, infrastruktur, dan kota-kota di seluruh dunia.

Ekosistem Antartika juga berubah cepat akibat pemanasan, ketidakstabilan es, polusi, dan spesies invasif. Perlindungan melalui Perjanjian Antartika penting, tetapi tidak cukup. Hanya aksi global untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dapat memberi peluang bagi kelangsungan satwa liar.

Penyebab utama perubahan adalah panas berlebih akibat emisi gas rumah kaca yang tidak terkendali. Meski sebagian perubahan tidak bisa dihindari, dunia harus menurunkan emisi secara drastis agar pemanasan global tetap mendekati batas 1,5 derajat Celsius dan mempersiapkan masyarakat pesisir menghadapi dampak yang sudah tak bisa dihentikan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement