Sabtu 30 Aug 2025 14:39 WIB

MUI Banyumas Imbau Masyarakat Tetap Tenang dan tak Terprovokasi Peristiwa Jakarta

KH Taefur Arafat ajak warga percayakan penyelesaian kasus ke aparat.

Pasukan Brimob keluar dari Mako Brimob Kwitang untuk menghalau massa, Jumat (30/8/2025).
Foto: Stevy Maradona/Republika
Pasukan Brimob keluar dari Mako Brimob Kwitang untuk menghalau massa, Jumat (30/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah KH Taefur Arafat mengimbau masyarakat di wilayahnya tetap tenang, menjaga kedamaian, serta tidak mudah terprovokasi dalam menyikapi dinamika situasi nasional pascaperistiwa di Jakarta.

Taefur mengatakan masyarakat hendaknya memercayakan sepenuhnya penyelesaian kasus yang menimbulkan korban jiwa tersebut kepada pihak berwenang agar dapat diproses secara adil sesuai aturan hukum yang berlaku.

Baca Juga

"Kita percayakan kepada pihak yang berwenang untuk menangani hal itu. Sementara, kita yang ada di Banyumas tetap jaga ketenangan, tidak mudah terprovokasi, dan menjaga kondusivitas," kata dia, Sabtu (30/8/2025).

Disinggung mengenai kemungkinan masih adanya unjuk rasa di sejumlah daerah termasuk Purwokerto (30/8/2025), dia mengatakan jika masyarakat hendak menyampaikan aspirasi melalui aksi unjuk rasa, diharapkan tetap dilakukan dengan tertib, damai, dan sesuai aturan, agar kondusivitas daerah tidak terganggu.

Menurut dia, menjaga ketenteraman wilayah merupakan tanggung jawab bersama. Masyarakat diminta tetap mengedepankan persaudaraan serta rasa cinta terhadap daerah dengan menghindari tindakan anarkis yang dapat memicu kericuhan.

"Yang terpenting adalah jangan mudah terprovokasi, ya jangan anarkis, jangan anarkis. Jangan sampai masyarakat ikut-ikutan dengan cara yang justru merugikan," katanya.

Terkait dengan hal itu, Taefur mengajak semua pihak, khususnya masyarakat Kabupaten Banyumas untuk tetap menjaga ketertiban dan kondusivitas wilayah. Oleh karena itu, peran tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen bangsa dalam menyejukkan suasana, sangat dibutuhkan agar situasi tidak semakin memanas dan tetap terkendali.

Dengan sikap yang tenang dan penuh kedewasaan, persoalan apa pun dapat diselesaikan melalui jalur hukum dan musyawarah yang bijak tanpa harus menimbulkan keresahan di masyarakat.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement