Selasa 23 Sep 2025 08:17 WIB

Anggito Abimanyu Resmi Pimpin LPS, Fokus pada Enam Program Strategis

Program ini diyakini akan menguatkan peran LPS dalam menjaga stabilitas keuangan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Anggito Abimanyu resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2025–2030. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Anggito Abimanyu resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2025–2030. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggito Abimanyu resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2025–2030. Ia menggantikan Purbaya Yudhi Sadewa yang kini duduk sebagai Menteri Keuangan RI setelah ditetapkan Komisi XI DPR melalui uji kelayakan, Senin (22/9/2025) malam.

Anggito menegaskan pencalonannya bukan semata dorongan pribadi, melainkan amanat langsung dari Purbaya. “Namun saya punya obsesi, jadi itu tersimpan di bawah kepala sadar saya. Jadi tentu ketika Pak Purbaya menyampaikan kepada saya, saya ditugaskan untuk menjadi calon di LPS, saya bersedia,” kata Anggito.

Baca Juga

Enam program utama pun ia bawa untuk memperkuat lembaga yang kini mengelola aset sekitar Rp 320 triliun. Program itu meliputi peningkatan kompetensi manajemen aset, peningkatan kualitas sumber daya manusia, perluasan cakupan media sosial, efisiensi beban SDM per dana kelolaan, peningkatan kegiatan sosial kemasyarakatan, serta digitalisasi proses bisnis.

Selain program tersebut, Anggito menekankan pentingnya koordinasi erat antarotoritas. “Maka kuncinya adalah integrasi data. Data itu harus di-share. Jadi menurut saya kunci yang paling penting itu adalah bagaimana pertukaran data secara otomatis end-to-end itu dilakukan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti kebutuhan pertukaran pegawai antarlembaga (secondment) untuk memperkuat kolaborasi. “Harusnya ada tukar-menukar staf yang muda. Staf LPS dipindah ke OJK, staf OJK ditempatkan di LPS, juga di Bank Indonesia dan di Kementerian Keuangan. Sehingga ada chemistry yang bisa terbangun sama-sama,” ucapnya.

Dengan langkah tersebut, ia yakin LPS dapat berperan lebih efektif sebagai risk minimizer dalam menjaga stabilitas keuangan nasional. “Mereka harus memiliki kriteria risk assessment yang sama. Sehingga kedua institusi itu harus memulai risk profile yang sama, meskipun cara mitigasinya berbeda-beda,” kata Anggito.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement