Selasa 23 Sep 2025 12:42 WIB

Wamen: Tumpukan Sampah di TPA Se-Indonesia Capai 1,7 Miliar Ton

Masalah sampah bukan hanya soal keindahan atau kebersihan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Hasanul Rizqa
Pemulung memilah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Mijen, Semarang, Jawa Tengah.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemulung memilah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Mijen, Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Menteri (Wamen) Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono mengungkapkan, tumpukan sampah di semua tempat pembuangan akhir (TPA) di seluruh Indonesia mencapai 1,7 miliar ton. Mayoritas sampah itu pun, lanjut dia, belum diolah dengan menggunakan pelbagai teknologi canggih.

Problem itu lantas memicu krisis sampah. Ia mengajak seluruh warga, termasuk generasi muda, untuk lebih peduli kebersihan lingkungan.

Baca Juga

"Saat ini, krisis sampah (terjadi) karena sampah menumpuk di TPA, tidak diolah. Terdapat 1,7 miliar ton di seluruh TPA di Indonesia," ucap Wamen Diaz saat memberikan sambutan di sekolah rakyat di Poltekessos Bandung, Jawa Barat, Selasa (23/9/2025).

Ia menuturkan, penggunaan teknologi pengolahan sampah yang canggih diperlukan untuk mengolah tumpukan sampah di seluruh TPA. Namun, cara yang baik dan paling dini dalam mengurangi sampah ialah dari hulu. Di sinilah peran serta masyarakat dibutuhkan.

"Cara yang paling baik adalah mengurangi dari kita, dari hulunya," ujar Diaz.

Ia mengakui, sampah masih menjadi persoalan di Indonesia. Bagaimanapun, dirinya mengaku optimistis terhadap generasi Z. Mereka dipandangnya memiliki kepedulian yang tinggi terhadap problem sampah dan lingkungan hidup pada umumnya.

"Sebenarnya, kalangan Gen Z itu generasi yang peduli akan lingkungan, akan sampah. Jadi kita patut bersyukur karena generasi berikutnya lebih baik dari generasi saya," kata dia.

Ia melanjutkan masalah sampah bukan hanya masalah estetika atau kebersihan, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan masyarakat dan ekosistem global. Sampah organik yang menumpuk di TPA menghasilkan gas metana, yang apabila terlepas ke atmosfer dapat memicu pemanasan global.

"Dampak dari sampah itu ke kesehatan. Belum lagi sampah mengeluarkan gas metana, yang bisa naik ke atmosfer. Gas itu menahan panas dari bumi sehingga sulit keluar, maka terjadilah pemanasan global yang menuju perubahan iklim," kata dia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement