REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah membuka opsi untuk memangkas atau menambah anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG), tergantung hasil evaluasi penyerapan pada akhir Oktober. Keputusan akan ditentukan berdasarkan realisasi penggunaan anggaran hingga akhir tahun yang dinilai masih fluktuatif.
“MBG pelaksananya bukan saya, tapi saya akan lihat di akhir Oktober seperti apa. Kalau bisa terserap ya sudah tidak dikurangi. Kalau bagus ya nambah. Kalau nanti kita perkirakan tidak terserap sampai akhir Desember, ya dikurangi. Itu saja. Tapi bukan urusan saya, MBG-nya,” ujar Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, di Surabaya, Kamis (2/10/2025).
Pemerintah menilai pengawasan penyerapan penting dilakukan agar anggaran tidak mengendap tanpa manfaat nyata. Program MBG diharapkan mampu meningkatkan kualitas gizi anak-anak, namun efektivitasnya akan terus dipantau agar tepat sasaran.
Sebagai perbandingan, pemerintah juga memangkas anggaran transfer ke daerah (TKD) dalam APBN 2026 karena banyaknya penyelewengan penggunaan dana. Meski begitu, alokasi untuk program daerah justru meningkat menjadi Rp1.300 triliun dari Rp900 triliun pada 2025.
“Sebetulnya kalau uang di daerah ditambah, di TKD turun Rp200 triliun, tapi program untuk daerah naik ke Rp1.300 triliun. Jadi kita ingin melihat kinerja uang yang lebih efektif. Tapi tentunya tidak bisa tiba-tiba. Makanya 2026 nanti kami tambah Rp43 triliun,” ucap Purbaya.
Ia menambahkan, pemerintah tidak menutup kemungkinan menambah alokasi jika kinerja program terbukti positif. Dengan catatan, penerimaan pajak juga mengalami peningkatan untuk menopang tambahan belanja sosial.
“Kalau dalam triwulan I–II tahun depan ekonominya membaik, dan uang saya lebih banyak daripada sebelumnya, mungkin sebagian saya akan transfer lagi ke daerah,” kata Purbaya.
Pemerintah meminta pemerintah daerah memperbaiki tata kelola agar serapan anggaran lebih efektif. Kinerja penyerapan menjadi kunci agar program seperti MBG benar-benar memberi dampak bagi masyarakat.
“Tapi kan biasa, daerah pengin jalan sendiri. Jadi mereka mesti belajar juga, perbaiki cara menyerap anggaran. Jangan ramai-ramai nanti ada penangkapan. Kalau mereka bisa menunjukkan penyerapan yang baik dan bersih, harusnya saya bisa merayu pemimpin saya di atas untuk menambah dengan cepat,” tutur Purbaya.
View this post on Instagram