REPUBLIKA.CO.ID, Selama ini orang mengandalkan antivirus sebagai salah satu cara membentengi diri di dunia maya. Sayangnya, antivirus secanggih apa pun tak selalu berhasil, apalagi serangan siber saat ini jauh lebih kejam.
Tanpa menyebut nama, peneliti Team Cymru menyebut operasi peretasan yang dirancang di luar negeri mencuri data hingga satu terabyte per hari. Laporan itu memang tidak mengidentifikasi siapa yang berada di balik serangan, namun direkturnya, Steve Santorelli, mengakui bahwa mengingat jumlah sumber daya di balik serangan itu, "Jelas ini adalah kelompok yang disponsori negara," katanya. "Ini adalah pencurian maya pada tingkat industri."
Santorelli, mantan detektif Scotland Yard, menyatakan, penelitian secara eksklusif, yang dilakukan bersama The Verge, mengatakan bahwa hacker mencuri data sebanyak itu dari situs-situs pemerintah, bisnis, militer, dan fasilitas akademik.
"Berdasarkan penelitian perusahaan, sekitar 30.000 sistem dicuri datanya secara kontinyu selama beberapa tahun," tulisnya di Softpedia Para penjahat di dunia maya menggunakan sekitar 500 server komando dan kontrol, masing-masing mampu berkomunikasi dengan 20 korban pada suatu waktu. "Masing-masing sever mampu mengeluarkan sekitar 2,4 GB informasi per hari dan 365 TB dalam satu tahun."
Sialnya, peretas saat ini begitu cerdik hingga mampu melompati secanggih apa pun program anti-virus yang dipasang. Situs CNN mencontohkan serangan peretas Cina terhadap situs New York Times, sebagai bentuk balas dendam setelah harian ini memuat kasus korupsi pejabat tinggi Cina.
Kendati perangkat anti-virus terbaru dipasang situs NYT, 44 dari 45 malware yang diinstal peretas mampu melewatinya.
"Bahkan versi paling modern dari perangkat lunak antivirus kini tidak memberikan konsumen atau perusahaan apa yang mereka butuhkan untuk bersaing dengan peretas," kata Dave Aitel, CEO Immunity, konsultan keamanan maya.
New York Times mengatakan mereka telah menginstal sistem antivirus dari Symantec pada perangkat yang terhubung ke jaringan. Namun sang peteras lebih cerdik lagi. Alih-alih mencoba membobol pertahanan anti-virus NYT, mereka memilih mencuri username dan password dari wartawannya.
"Serangan pada New York Times menggarisbawahi betapa pentingnya bagi perusahaan, negara, dan konsumen untuk memastikan mereka menggunakan kemampuan penuh dari solusi keamanannya," katanya. "Perangkat lunak antivirus saja tidak cukup."