REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peramban versi baru Opera menargetkan dobel pencapaian penggunaan pada ponsel android. CEO Opera Software Lars Boilesen menyatakan, target pertumbuhan tersebut akan memperkokoh posisi Opera sebagai browser yang mendominasi di masa pertumbuhan pesat ekonomi global.
"Kami menargetkan 275 juta pengguna pada platform Android di 2017, ini dua kali lipat jumlah pengguna yang ada pada saat ini sebanyak 130 juta," kata dia pada Kamis (16/4) sebagaimana dikutip dari Bloomberg.
Opera Mini merupakan aplikasi Opera yang paling populer bagi para pengguna ponsel Android, disusul peramban lainnya seperti Opera untuk Android dan Opera Max yang merupakan sebuah aplikasi penghemat data yang eksklusif hanya untuk platform Android.
Android dipilih sebagai platform pertama yang menerima Opera Mini terbaru mengingat sistem operasi asal Google ini menguasai 81 persen pangsa pasar ponsel cerdas pada 2014 berdasarkan riset IDC. Tren ini sejalan dengan pertumbuhan pengguna Opera pada platform Android yang merupakan basis terbesarnya.
Seperti sudah menjadi tradisi dan nilai jual utama aplikasi Opera Mini versi sebelumnya, kata dia, peramban minimalis tersebut juga menawarkan kekuatan kompresi yang impresif sampai 10 persen dari ukuran asli data yang diakses di setiap situs yang dikunjungi.
Kemampuan tersebut memungkinkan penurunan lalu lintas data di perangkat bergerak sehingga memungkinkan pengguna untuk mengakses konten dunia maya secara lebih cepat yang pada akhirnya bisa menghemat biaya langganan layanan data dari operator seluler.
Kompresi data juga membuat Opera Mini sangat cocok dipakai untuk pengguna ponsel cerdas yang berada di lokasi dengan koneksi data seluler jelek atau pun di luar negeri yang dikenai tarif roaming data mahal.
Kepala Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Opera Software di Asia, Peko Wan menyebut, terdapat sebanyak 30 juta pengguna aktif peramban Opera di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 40 persennya merupakan pengguna ponsel cerdas. "Persentasenya meningkat karena semakin banyak orang yang menggunakan smartphone yang [harganya] makin murah," kata Peko.
Makanya, untuk mewujudkan target dua kali lipat dalam waktu dua tahun, selain mengandalkan teknologi kompresi, Opera juga menjalin kerja sama dengan operator telekomunikasi di tingkat lokal, termasuk di Indonesia.