REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Fujitsu Indonesia telah membuka layanan komputasi awan pertamanya di Tanah Air sejak tahun lalu. Bulan depan layanan komputasi awan dengan model Disaster Recovery as a Service (DRaaS) akan diluncurkan.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya transformasi digital yang ditawarkan Fujitsu.
Dandung Danardono, country head of managed service Fujitsu Indonesia, Kamis (26/5), dalam media gathering di Pullman Legian, mengatakan Fujitsu sudah selama satu dekade terus mengembangkan komputasi awan.
"Tahun 2015 kami memiliki Indonesia Cloud Data Center. Pada 1 Juni 2016 kami akan mengenalkan model Disaster Recovery as a Service," katanya.
Layanan terbaru itu ditujukan bagi perusahaan atau pemerintahan yang ingin memiliki perlindungan data secara transparan dan pemulihan kembali yang cepat dengan jumlah data yang hilang mendekati nol. Dandung menambahkan pembangunan layanan ini sepenuhnya diawasi oleh Fujitsu Jepang.
"Mulai dari operasional, infrastruktur, desain, pengetesan, semua standarnya global," katanya. Tak hanya itu pengawasannya juga dilakukan oleh tim Fujitsu global.
Servis komputasi awan Fujitsu Indonesia berlokasi di Bogor, Jawa Barat, yang berjarak sekitar 40 km dari Jakarta. Pemilihan lokasi penting karena akan mendukung penerapan strategi disaster recovery dengan jaminan SLA hingga 99,9 persen.
Dandung mengatakan perusahaan bisa beralih menggunakan sistem perlindungan data dengan DRaaS karena lebih efisien.
"Dari segi harga kami menerapkan sistem bulanan hingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya modal besar di awal," katanya.
Sistem sharing dengan perusahaan lain yang menggunakan jasa DRaaS turut meringankan biaya pula. Yang paling penting, sambungnya, sistem perlindungan data ini bisa memaksimalkan potensi bisnis penggunanya.
Salah satu pengguna pertama jasa ini adalah perusahaan asuransi Tokio Marine. Ben Dy, perwakilian Tokio Marine, mengatakan kondisi Indonesia yang belum stabil membuat perusahaannya membutuhkan sistem perlindungan dan back up data yang mumpuni. "Saat Sudirman banjir kantor kami pusat datanya terkena efek. Klien jadi terimbas saat hendak melakukan klaim karena sistemnya down," kata Ben.
Penggunaan DRaaS diharapkan menghilangkan faktor tersebut, hingga karyawan Tokio Marine bisa terhubung ke sistem perusahaan dari mana saja. Akibatnya klien yang hendak melakukan klaim tidak terimbas bisnisnya karena sistem yang putus.