REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adobe mengumumkan fitur terbaru dari beberapa perangkat lunak digital, salah satunya Photoshop. Dilansir melalui New Atlas, Adobe memberikan kemampuan bagi pengguna terhadap manipulasi gambar. Sebelumnya, perusahaan sulit menemukan informasi terkait gambar yang sudah dimanipulasi. Namun Photoshop yang bekerja dengan kecerdasan buatan (AI) dapat mendeteksi suatu gambar apabila sudah dirubah.
Sebuah pepatah lama mengatakan 'satu gambar bernilai seribu kata'. Hal tersebut mengungkapkan bahwa sebuah gambar bisa mewakili suatu kebenaran peristiwa lebih baik dari deskripsi manapun.
Namun teknologi justru mengubah makna tersebut. Saat ini, banyak gambar telah diubah sedemikian rupa sehingga memunculkan makna kebohongan.
Adobe kini menjadi yang terdepan dalam mengadopsi teknologi manipulasi gambar. Perangkat lunak Photoshop selalu diperbaharui, dan kini lebih mudah untuk membuat gambar fotorealistik sehingga terlihat sepenuhnya otentik.
Ada banyak teknik forensik yang memungkinkan para ahli dalam mengidentifikasi suatu gambar. Namun hal tersebut memakan banyak waktu dan terbatas ruang lingkup.
"Kami fokus pada tiga teknik gangguan umum," ujar Ilmuwan Riset Senior untuk Adobe Vlad Morariu. Sebagai contoh, Splicing yang menggabungkan dua gambar berbeda, kemudian Copy-bergerak yang menunjukkan objek di dalam foto telah berpindah atau dikloning dari satu tempat ke tempat lain, dan penghapusan yang memungkinkan sebuah objek dihapus dan diganti dengan objek lain.
Semua teknik tersebut meninggalkan jejak pada gambar. Distorsi yang dibuat tidak mudah terlihat oleh mata. Seorang spesialis forensik digital membutuhkan waktu berjam-jam untuk memeriksa gambar dan menentukan keasliannya. Adobe mengembangkan jaringan saraf dengan menyebarkan dua teknik analisis fotografi mendalam. Kemudian dengan cepat menentukan keaslian gambar.