REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua dunia setelah Cina. Ocean Atlas 2007 mencatat, dalam satu tahun saja Indonesia memproduksi sampah plastik tidak terkelola baik sebanyak 3,22 juta metrik ton.
Parahnya, sekitar 0,48 juta hingga 1,29 juta metrik ton sampah plastik itu terbuang ke laut. Kondisi itu menggerakkan tiga mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) berkontribusi mengatasi masalah sampah plastik.
Mereka terdiri dari Yusroni, Junita Solin dan Novia Adistri Putri. Ketiganya menggagas pengembangan inovasi teknologi yang dinamai Plastic, yang merupakan sebuah aplikasi berbasis Android sebagai platform bagi masyarakat.
Aplikasi Plastic.
Utamanya, agar mereka bisa melakukan transaksi jual beli produk daur ulang limbah. Prototipe itu berhasil mengantarkan mereka menyabet tidak cuma satu, tapi dua penghargaan internasional di Thailand.
Pertama, Bronze Medal dari National Research Council of Thailand. Kedua, Special Award dari World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) ketika gelaran Thailand Inventors Day 2019 awal Februari lalu.
"Kami terpikir untuk mengembangkan gagasan ini melihat persoalan sampah plastik yang semakin banyak dan belum juga terselesaikan," kata Yusroni, Rabu (13/2).
Ia melihat, persoalan sampah plastik ini telah mengancam ekosistem perairan. Bahkan, belum lama ini sempat meledak kasus ikan paus yang mati terdampar, dan ditemukan banyak sampah plastik ketika perut ikan itu dibelah.
Kenyataan itu mendorong mereka mengembangkan metode agar orang tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik. Salah satunya mengubah sampah jadi penghasilan melalui daur ulang sampah jadi produk kreatif bernilai ekonomis.
"Dengan aplikasi ini, harapannya bisa menumbuhkan semangat masyarakat untuk mendaur ulang sampah menjadi produk berdaya guna dan bernilai guna serta bernilai jual," ujar Yusroni.
Selain itu, aplikasi ini turut dilengkapi sejumlah fitur pembeda seperti akun untuk penjual dan pembeli. Ada pula kategori produk berdasarkan bahan seperti plastik, kaca, kayu dan bahan-bahan lain.
Aplikasi sudah pula memiliki fasilitas obrolan (chat) demi mendukung kelancaran proses transaksi dan sistem pembayaran terpercaya. Aplikasi ini diharapkan mampu mendukung semangat perubahan pola pikir masyarakat mengelola sampah.