REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Cina, robot sudah menjadi bagian tenaga kerja bahkan sudah menggantikan pekerjaan manusia.
Seperti di salah satu restoran Cina yaitu Heweilai, restoran ini telah memperkerjakan robot sebagai pelayan bahkan menggantikan seluruh staf karyawannya dengan robot. Namun sayangnya robot tak selamanya benar-benar menjanjikan.
Robot yang rusak tidak bisa melayani pelanggan dengan baik. Menrut seorang pelayan manusia mengatakan kepada China’s Workers’ Daily, robot tidak bisa menuangkan air panas, membawa sup, menerima perintah atau bahkan bekerja dalam waktu yang lama.
Dilansir dari laman Digitaltrens, Sabtu (23/4) lebih buruk lagi, biaya untuk memperbaiki robot sangat mahal dibandingkan dengan upah gaji manusia. Akibatnya, restoran dengan pekerja robot itu benar-benar harus membayar mahal perbaikan robot. Uang yang harus dikeluarkan untuk perbaikan per robot sekitar 7.000 dolar AS atau setara Rp 98 jt.
Robot bukanlah hal yang baru di industri, sebelumnya ada penjaga pintu digital yang didukung oleh Watson di hotel Hilton di AS. Namun ternyata, setelah melakukan percobaan pelayanan perintah dari wisatawan, robot tidak cukup baik melakukan tugas menyajikan minuman dan menerima pesanan.
Awalnya, restoran asal Cina, Heweilai berharap dengan menggunakan robot akan memotong biaya dan kerja akan lebih efisien, tapi ternyata, robot tidak benar-benar menggantikan kerja manusia dengan baik dan benar.