REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Tersesat menuju penginapan saat umrah membuat seorang pakar komputer asal Jerman mengembangkan aplikasi ponsel guna membantu jutaan jamaah umrah atau haji agar tidak mengalami nasib serupa.
"Saya pikir akan menjadi hal menarik ketika saya membuatkan satu aplikasi yang bisa menjadi panduan saudara-saudara saya yang tengah umrah atau haji," papar Habiburrahman Dastageeri, lulusan departemen ilmu komputer, Universitas Stuttgart, seperti dikutip onislam.net, Senin (28/5).
Dastageeri mengatakan, saat melaksanakan umrah tahun 2006 silam ia merasa kesulitan menemukan tempatnya menginap. Sebab, kebanyakan bangunan hotel memiliki bentuk serupa hingga banyak dari jamaah seperti dirinya tersesat selama tiga hari.
"Saya menyadari menemukan tempat menginap itu tak semudah bayangan saya," kata dia.
Awalnya, Dastageeri merasa percaya diri dengan bekal informasi yang dikumpulkan ia tidak akan tersesat. Namun nyatanya, ia harus mengalami itu. "Saya merasa sudah siap dengan apapun. Ketika berada disana, ternyata saya tidak siap," ujarnya.
Sekembalinya dari umrah, butuh dua tahun bagi Dastageeri mengembangkan aplikasi yang diberi nama Amir. Dalam aplikasi itu terdapat panduan jamaah untuk mempersiapkan bekal yang dibutuhkan selama umrah atau haji, dan tutorial interaktif pelaksanaan umrah dan haji.
"Tantangan besar pertama bagi jamaah adalah untuk mengetahui apa, kapan dan di mana ritual harus dilakukan," Dastageeri menyebutkan.
Selama mengembangkan aplikasi itu, Dastageeri berkonsultasi dengan ulama asal Australia, Abu Muneer Islamil Davids. Beliau adalah penulis berbagai buku tentang haji.
"Sangat penting untuk mencegah adanya kesalahan," kata dia.
Saat ini, aplikasi yang dibuat Dastgaeeri telah masuk dalam deretan aplikasi iPhone dan Android. Untuk sementara, aplikasi hanya tersedia dalam bahasa Turki, Inggris, Jerman dan Arab. Selanjutnya, ia bakal menerjemahkan aplikasi itu dalam bahasa lain.
Bagi Dastageeri kesempatan untuk menggabungkan keterampilan teknologi dan agama merupakan hal yang sangat menarik.
"Anda tahu, sebagai ilmuwan komputer, sangat menarik mencari solusi untuk masalah haji yang sudah berlangsung selama 1.400 tahun," kata dia yang berkeyakinan teknologi yang ada seharusnya dapat membuat muslim mudah melaksanakan haji atau umrah.