REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BlackBerry mengaku sangat setuju dengan regulasi Pemerintah mengenai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada setiap produk smartphone 4G LTE. Bahkan disebutkan, salah satu petinggi BlackBerry sekitar dua minggu lalu datang langsung dari Kanada untuk menemui Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara di Jakarta.
"Pembicaraan fokus mengenai TKDN. Pak Menteri sangat setuju bila aplikasi dan software dikembangkan di Indonesia," jelas Director Goverment Realtions BlackBerry Indonesia Kusuma Lienandjaja di Jakarta, Rabu, (25/03).
Menurutnya BlackBerry sejak lama telah berinvestasi dalam pengembangan aplikasi lokal. "Kita lihat aplikasi merupakan sebuah brainware yang sangat penting bagi ekonomi. Di situ kan kita mengedukasi young entrepreneur untuk membuat aplikasi," tambah Kusuma.
Hal itu juga diungkapkan Managing Director BlackBerry Indonesia Sofran Irchamni. Menurutnya BlackBerry akan mengikuti aturan pemerintah. "Mau 10, 20, 30 persen, apapun yang pemerintah minta kita siap," kata Sofran, di sela-sela peluncuran BlackBerry Classic di Jakarta, Rabu (25/03).
Menurut Sofwan TKDN tersebut juga harus lebih ke kandungan pada software. Menurutnya pengembangan perangkat lunak mampu membawa bangsa ini lebih pintar.
"Teman-teman (wartawan) tahu kan orang terkaya di dunia itu berasal dari software. Saya berharap sekali saat men-define kandungan lokal itu, fokusnya jangan ke hardware," tambah Sofran yang baru bergabung dengan BlackBerry sekitar tiga minggu yang lalu.
Dia meminta pemerintah juga harus bijaksana melihat berapa persen jumlah TKDN yang diharuskan. Jangan langsung menuntut 40 persen. Karena hingga saat ini belum ada Pabrik di Indonesia yang mampu mensuplai barang sebanyak itu.
"Pasti akan bertahap, dan penentuan kandungannya akan didetailkan. Misal kardus satu persen, baterai berapa persen, dan software berapa. Tentunya BlackBerry Indonesia akan mendukung peraturan itu," tutur sofran.