REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Ilmuwan Jepang sedang mengembangkan teknologi mutakhir untuk layar kaca ponsel pintar yang diklaim paling anti-pecah diantara jenis layar kaca lainnya. Layar kaca tersebut diklaim bisa sekuat baja.
Para ilmuwan dari University of Tokyo dan Japan Synchrotron Radiation Research Institute menyebutkan materi yang baru dibuat menggunakan alumina, oksida aluminium.
Sebelumnya upaya untuk menggunakan alumina pada kaca sempat gagal karena cenderung mengkristal ketika menyentuh sisi casing. Namun, tim peneliti menggunakan gas oksigen untuk mendorong bahan-bahan ke udara, dan kemudian menggunakan laser untuk mencairkannya sehingga dapat memproduksi kaca yang berwarna, transparan, dan sangat keras.
Selain keras, bahan baru ini juga sangat tipis. Hal ini memungkinkan layar ponsel menjadi lebih tipis dan lebih ringan daripada sebelumnya. Pelaporan hasil penelitian mereka terangkum dalam jurnal laporan ilmiah.
"Kaca yang lebih tipis dan ringan ini yang diinginkan untuk fabrikasi jendela di gedung-gedung dan mobil, serta layar kaca untuk ponsel pintar", demikian ungkap peneliti dalam jurnal ilmiahnya, menurut Telegraph, Kamis (5/11).
Atsunobu Masuno dari Institute of Industrial Science di University of Tokyo mengatakan kepada koran Asahi Shinbun, ia dan timnya berharap dapat mengkomersialkan teknik mereka dalam lima tahun mendatang.
Menurut sebuah survei terbaru oleh Motorola, setidaknya satu dari lima pengguna smartphone saat ini menggunakan perangkat dengan layar retak atau hancur. Bulan lalu, perusahaan meluncurkan sebuah perangkat baru bernama Moto X Force. Perangkat tersebut diklaim memiliki layar anti-pecah. Hal itu karena sistem terpadu lima lapisan yang menahan goncangan dari benturan.
Layar dan lensa yang tertanam dijamin tidak pecah dan retak dalam kurun waktu empat tahun dari tanggal pembelian. Tetapi bagian dalam ponsel tidak dirancang menahan semua kerusakan dari benturan.