REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Internet telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Bila kemudian muncul pertanyaan, berapa peranti di dunia ini yang terhubung dengan internet.
Terkoneksinya aneka peranti ke internet merupakan perspektif ke lima versi Fujitsu yang akan menjadi tren dan mengubah teknologi informasi sepanjang 2012. Mengutip berbagai studi, Fujitsu memperkirakan bahwa tahun ini ada sekitar 4 miliar peranti yang terhubung dengan internet. Jumlah perangkat yang terkoneksi dengan internet akan mengalami peningkatan yang signifikan.
Diperkirakan jumlah ini akan melonjak menjadi 15 miliar pada 2015 dan 20 miliar pada 2020 seiring dengan turunnya biaya prosesor dan pemancar nirkabel. Kemampuan koneksi bukan lagi monopoli komputer, tetapi semua mesin seperti vending machine, meteran parkir bahkan tempat sampah- akan mampu memancarkan informasi tentang status lingkungan di sekitarnya baik secara pasif, responsif bahkan secara otonom.
Hasilnya adalah dunia yang penuh dengan benda cerdas. Implikasi bagi kita atas fenomena itu adalah:
• Mayoritas benda yang terkoneksi ini tidak memiliki pengguna manusia sehingga tidak memiliki antar muka pengguna manusia.
• Adalah mesin, bukan manusia yang akan lebih banyak memproduksi data di Internet.
• Hidup kita akan tergantung dari aliran informasi dari benda-benda dan mesin-mesin ini.
Bussines to Consumer (B2C)
Koneksi internet yang semakin meluas dan masif banyak dimanfatkan berbagai kalangan, termasuk diantara para pebisnis. Tidak mengherankan jika dalam lima tahun terakhir ini tumbuh pesat toko online.
Seiring dengan menjamurkan toko online konsep B2C atau bussines to consumer makin marak pula. Secara sederhana B2C adalah suatu usaha atau bisnis yang menjual produk atau layanan secara langsung kepada end user.
Toko online dan B2C, merupakan gelombang baru dalam berbisnis antara lain karena mampu menyediakan mekanisme yang sederhana untuk berjualan produk dan layanan. Untuk pertama kalinya, organisasi bisa bertukar layanan dengan sesamanya. Model transaksi akan mendorong nilai dan efisiensi secara lebih besar.
Implikasinya bagi kehidupan kita:
• Adalah pasar yang mendefinisikan layanan dan kualitas layanan tersebut.
• Pilihan aplikasi akan berubah secara berkala.
• Hubungan bisnis yang dinamis akan menjadi norma (tidak lagi aliansi statis).
Tak Lagi Terikat Teknologi Tertentu
Sebagian besar perubahan yang terjadi hari ini telah mendorong organisasi menembus batas-batas tradisionalnya. Misalnya dalam hal media sosial, Cloud (dan layanan Cloud personal) serta peranti mobile di mana data tidak lagi terikat pada satu teknologi tertentu.
Komputasi semakin menjadi sebuah hubungan antara manusia dan informasi dan bukan lagi teknologi sebagai pengelola informasi. Implikasinya pada kehidupan kita:
• Data-data pribadi akan memiliki nilai uang dan menjadi mata uang yang mapan.
• Keamanan akan berfokus pada manusian dan informasi, bukan kepemilikan dan pengendalian.
• Organisasi akan lebih sering melihat ke luar daripada ke dalam.
One Size Fits All.
Ada pandangan bahwa pilihan ibarat pedang bermata dua –di satu sisi ada nilai dari tersedianya pilihan, di sisi lain ada biaya yang timbul. Di masa lalu, organisasi mengelola biaya ini dengan membatasi pilihan dengan solusi-solusi satu untuk semua ukuran –“one size fits all.”
Namun inovasi membawa transformasi ke pasar, dan dengan perubahan yang semakin cepat, pendekatan ini mulai ditinggalkan. Organisasi harus bisa menghadirkan banyak pilihan. Ke depan, organisasi akan menghilangkan batasan-batasan teknologi seperti fat client dan aplikasi yang terpisah dalam banyak silo.
Implikasinya bagi kita:
• Standarisasi menciptakan lingkungan yang dinamis, tidak statis.
• Manusia akan menggunakan teknologinya sendiri di tempat kerjanya.
• “Information supply chain” akan menggantikan Reference Architecture.