Jumat 15 Feb 2013 04:45 WIB

Bahaya 'Honey Trap' Saat Mencari Pasangan Jiwa Secara Online

Mencari jodoh bisa via internet/ilustrasi
Mencari jodoh bisa via internet/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli Kaspersky Lab menyoroti beberapa bahaya mencari cinta di internet yang lazim dikenal dengan honey trap. Berbagai honey trap virtual bukanlah hal baru di World Wide Web, dan sekali terpukau oleh gairah sesaat, pengguna komputer bisa mendapat masalah. 

Popularitas kencan online seperti match.com, badoo.com, mamba.ru dan lain-lain tidak luput dari perhatian para penipu. Email spam menyerupai notifikasi dari situs kencan populer tersebar luas di hampir semua bahasa utama. 

Dengan mengklik tautan dalam email, komputer pengguna memiliki risiko terinfeksi program jahat yang diunduh, dan bukan foto orang cantik tak dikenal seperti dijanjikan. Situs kencan palsu tidak hanya membawa risiko yang berhubungan dengan phishing atau malware, situs seperti ini juga bisa membahayakan kekayaan pengguna yang kurang waspada. 

Satu penipuan sederhana untuk membuka dompet pengguna adalah dengan meminta registrasi atau konfirmasi usia melalui SMS dengan biaya mulai 0,30 dolar AS (Rp 3000) hingga 12 dolar AS (Rp 116 ribu). Namun, setelah uang dikirim pengguna tetap tidak bisa mengakses situs tersebut, karena tidak ada konten untuk diakses.

Jenis email sampah yang paling kreatif yang belum kehilangan popularitasnya sepanjang tahun ini adalah spam Nigeria. Para penulis yang lebih romantis untuk email sampah ini menargetkan calon korban yang terdaftar di situs kencan.

"Gadis" yang diduga menulis email jenis ini biasanya tinggal di negara terpencil yang dilanda perang di Afrika. Tak lama, calon pengantin pria mengetahui calon tunangannya adalah pemilik warisan satu juta dolar dan bersedia membagi kekayaannya dengan tunangannya. 

Untuk membawa istrinya dan uang tersebut keluar negeri, calon suami diminta untuk membayar beberapa layanan legal. Taktik ini membutuhkan korespondensi jangka panjang karena tidak banyak orang yang mau membayar sejumlah besar uang karena dorongan hati. 

Email pertama dari calon korban dijawab oleh robot tetapi begitu penipu tahu mereka memiliki kesempatan, mereka langsung mengambil alih korespondensi. Merayu calon korban bisa berlangsung lama dan di sini pendekatan individu dan pemahaman tentang psikologi sangatlah penting.

Tidak seperti pengantin "Nigeria", pengantin "Rusia" membutuhkan uang hanya untuk membeli tiket pesawat dan akhirnya bertemu dengan pria idaman mereka, dan tentu saja uang ini adalah mangsa mudah bagi para penipu. 

Menanggapi 'honey trap' ini,  Senior Spam Analyst Kaspersky Lab, Tatyana Kulikova, mengimbau agar pengunjung situs kencan online agar berhati-hati. Menurutnya, internet tidak selamanya menjadi tempat yang aman untuk mencari cinta. 

"Kami telah menggambarkan beberapa jebakan cinta (honey trap) yang ada di internet. Agar tidak kecewa, ikuti langkah aman berikut: jangan masuk situs kencan yang tidak dikenal, terutama yang ada dalam iklan spam, jangan membuka email dari pengirim yang tidak dikenal dan jangan membalas email jika mencurigakan," kata Kulikova dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (14/2).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement