REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Micronics Internusa Rudi Rusdiah mengatakan maraknya media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memicu ledakan data yang tidak terstruktur.
"Jumlah pengguna media sosial di Tanah Air seperti Facebook mencapai 53 juta, Twitter 28 juta, Instagram 16,5 juta, dan Youtube 7,1 juta pengguna. Media sosial itu menyebabkan terjadinya konvergensi media dan meledaknya data yang tidak terstruktur serta kualitatif bersama struktur data lainnya," ujar Rudi, yang perusahaannya bergerak di bidang pelayanan data, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (9/10).
Ledakan data terjadi pada tiga tahap. Pertama ketika lahirnya komputer lahir pada 1990. Kedua pada era lahirnya internet yang digunakan sebagai sarana untuk saling terhubung. Ketiga terjadi karena dipicu oleh media sosialt.
"Jumlah pengguna internet di Tanah Air pada 2013 mencapai 70 juta pengguna," katanya.
Rudi menjelaskan saat ini Indonesia memasuki era data yang besar atau "big data". "Pada era ini, analis industri, intelijen bisnis, hingga intelijen militer memanfaatkan 'bigdData", yang sebagian besar tidak terstruktur kualitatif," jelas dia.
Data tersebut dapat dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan bisnis dan lainnya. "Kami memperkirakan akan terjadi ledakan yang lebih besar lagi pada 2015 yakni pada era Internet of Things (IOT) seperti kamera sekuriti, webcam, peralatan lainnya," tutur dia.
Untuk itu, lanjutnya, diperlukan semacam manajemen data yang bisa menampung dengan kapasitas besar.