REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menilai konsolidasi yang terjadi di bisnis menara telekomunikasi nasional tidak akan memicu perang tarif di sektor tersebut. "Selain menaikkan rasio tenansi, monetisasi menara telekomunikasi bisa menciptakan efisiensi usaha operator," kata analis Fitch Rating, Nitin Soni dalam kajiannya yang dipublikasikan di Jakarta, Ahad (19/10).
Menurut Nitin, dalam transaksi menjual diikuti menyewa kembali, harga sewa yang rendah akan tergantikan oleh pembayaran di depan yang besar. Nitin mencontohkan, transaksi pelepasan 3.500 unit menara oleh XL Axiata ke Solusi Tunas Pratama baru-baru ini tidak akan memicu terjadinya perang tarif meskipun harga sewa kembali menara Rp10 juta per unit per bulan.
Menurut catatan, saat ini sewa harga menara per site diperkirakan rata-rata sekitar Rp12-17 juta per bulan. Di Indonesia terdapat tiga pemain besar, yaitu Tower Bersama dengan 14.000 menara pasca bergabungnya anak usaha Telkom, Mitratel.
Berikutnya Sarana Menara dengan jumlah sekitar 12.000 menara dan Solusi Tunas Pratama dengan 7.000 menara pasca diambilnya 3.500 menara milik XL.