REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) telah mengeluarkan belanja modal sebesar Rp 4,53 triliun selama sembilan bulan 2023. Hampir dari 60 persen pengeluaran ini digunakan untuk segmen non-tower termasuk akuisisi.
"Kami juga mengeksekusi ekspansi kami ke segmen connectivity yang melayani terutama klien-klien enterprise," kata CEO dan Direktur Utama SMN Group Aming Santoso, Selasa (28/11/2023).
Sesuai strategi perseroan, Aming mengatakan, TOWR tidak lagi menjadi murni perusahaan penyedia penyewaan menara sejak 2017. Tonggak pencapaian tersebut ditandai dengan akuisisi anak usaha iForte pada 2015.
Selama periode 2016-2023, pertumbuhan pendapatan dari segmen menara tumbuh rata-rata delapan persen per tahun. Sementara pertumbuhan non-tower mencapai rata-rata 53 persen dengan kontribusi terbesar datang dari bisnis Fiber To The Tower (FTTT).
Saat ini, TOWR telah mengakumulasi lebih dari 196 ribu kilometer serat fiber yang menghasilkan pendapatan untuk bisnis FTTT dan bisnis broadband. Perseroan berharap dapat meningkatkan utilisasi aset dari jaringan-jaringan FTTT yang sudah dimiliki.
Untuk bisnis penyewaan menara, TOWR akan melanjutkan usaha dengan memberikan kontribusi positif. Menurut Aming, industri telekomunikasi Indonesia telah mengarah ke yang lebih baik dengan beberapa pemain melakukan kondolidasi.
Hingga September 2023, TOWR membukukan pendapatan Rp 8,72 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 7,42 triliun dan laba bersih Rp 2,47 trilliun. Pendapatan dan EBITDA untuk periode ini tumbuh masing-masing 7,6 persen dan 6,5 persen yoy.
Sementara laba bersih selama sembilan bulan tahun ini menurun 4,3 persen yoy. Penurunan kinerja tersebut disebabkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi di 2023 dibandingkan 2022.