Kamis 16 Apr 2015 18:50 WIB

Keamanan Internet Negara Berkembang Masih Lemah

Perang siber (Cyber War). Ilustrasi.
Foto: post.jargan.com
Perang siber (Cyber War). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan Keamanan Dunia Maya KPMG Singapura Lyon Poh mengatakan keamanan jaringan internet di negara berkembang masih lemah sehingga pengawasan harus ditingkatkan untuk melindungi data di dalamnya.

"Dalam World Economic Forum 2015, disimpulkan jika terlambat mengadopsi pengamanan dunia maya, maka kerugian dapat mencapai hingga tiga triliun dolar Amerika pada 2020," kata Lyon Poh di Hotel Hyatt Jakarta, Kamis (16/4).

Dalam forum yang diadakan di Davos, Swiss, pembahasan mengenai pengaman jaringan dunia maya mendapat urutan pertama dari 10 risiko jangka panjang paling signifikan di dunia.

Menurut dia, lemahnya pengawasan terhadap dunia maya terjadi karena biasanya negara berkembang lebih fokus kepada pertumbuhan eknomi, sehingga melupakan hal yang mungkin dianggap sepele seperti keamanan jaringan dunia maya.

Laporan KPMG mengenai "Risiko Dunia Maya Pada Negara Berkembang" menyatakan lemahnya pengawasan terhadap jaringan dunia maya terjadi karena kompleksnya rantai pasokan.

Sementara itu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak dapat menjangkau biaya tersebut, padahal UMKM menjadi komponen penting dalam rantai pasokan global.

"Kebanyakan UMKM mungkin tidak memahami kerumitan dari rantai pasokan global di mana mereka menjadi bagian di dalamnya, sehingga mereka tidak menyadari kerugian yang dapat diterima apabila sistem mereka diretas," kata dia.

Kemudian lemahnya pengawasan pada dunia maya terjadi karena, para pengusaha tidak mau mengeluarkan uang lebih untuk berinvestasi dalam pengamanan akses dunia maya. Mereka tertarik untuk berinvestasi dalam keamanan dunia maya ini jika harganya murah.

Hal lain adalah semakin cepatnya perkembangan teknologi tetapi tidak dibarengi dengan pelatihan mengenai pengawasan risko dan terakhir masih lemahnya regulasi nasional mengenai pengamanan jaringan dunia maya.

Memang perusahaan besar yang telah memahami risiko dunia maya itu, telah bersedia untuk menginvestasiikan untuk memasang sistem pengamanan dunia maya.

Hingga saat ini, usaha nasional mau un regional untuk mengadopsi strategi kemanan dunia maya secara komperhensif masih lambat dan terpecah-pecah sehingga berdampak pada kurangnya keamanan sistem dan mengerdilkan fungsi pasar yang sesungguhnya.

Ada enam hal yang dapat dilakukan untuk membangun keamanan dunia maya yaitu menciptakan kebersihan di dalam dunia maya, membangun mekanisme lacak dan tanggap, berbagi informasi dengan kelompok industri, memeperkuat intelijen atas ancaman, mengetahui praktik-praktik baik dan memiliki pemimpin atau anggota diireksi yang melakukan advokasi dan mengawasi penyebabnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement