REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Teknologi yang semakin berkembang kini memungkinkan penggunaan teknologi wiFi dalam pesawat terbang. Beberapa tahun ke depan, sejumlah penerbangan di Eropa akan menerapkan teknologi tersebut.
Awal musim panas 2016, perusahaan penerbangan Jerman, Lufthansa, akan menjadi maskapai pertama yang meluncurkan layanan internet dalam penerbangan di Eropa. Jika semua berjalan sesuai dengan rencana, layanan itu akan diluncurkan ke seluruh jaringan penerbangan Eropa pada tahun 2017.
Hal itu dimungkinkan berkat kemitraan antara perusahaan telekomunikasi Jerman, Deutsche Telekom, dengan perusahaan satelit komunikasi di Inggris, Inmarsat. Layanan internet selama penerbangan bisa dirasakan penumpang di beberapa maskapai penerbangan Eropa melalui gabungan jaringan satelit dan LTE pertama di dunia.
"Dengan jaringan terpadu tersebut, kami dapat memenuhi kebutuhan kapasitas, fleksibilitas, dan kualitas layanan, termasuk kemampuan untuk perluasan untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan," ungkap Direktur Inmarsat, Andy Sukawaty, dalam keterangan persnya.
Ia menjelaskan, teknologi terintegrasi itu dijamin akan memungkinkan layanan internet yang cepat dan stabil selama penerbangan. Terapan teknologi yang dikombinasikan dengan GX global yang disebut layanan Ka-band dan L-band itu menjadi solusi konektivitas untuk kokpit dan kabin di jenis pesawat apapun, yang terbang dalam kondisi geografi apapun.
Steve Nichols dari Get Connected menjelaskan, istilah band merujuk pada frekuensi radio yang digunakan untuk dan dari satelit. L-band menggunakan frekuensi dalam kisaran satu sampai dua GHz, sementara Ka-band menggunakan 26,5-40 GHz bagian dari spektrum elektromagnetik.
"Umumnya, semakin tinggi frekuensinya, semakin besar bandwidth yang didapatkan," ungkap Nichols.
Satelit multi-beam itu mengandalkan Inmarsat 30 MHz (2 x 15 MHz) spektrum S-band, yang mencakup semua 28 negara anggota Uni Eropa. Deutsche Telekom, di sisi lain, akan memanfaatkan 300 situs LTE modifikasi khusus yang secara efisien bisa diterapkan pada kecepatan pesawat yang terbang hingga ketinggian 9.144 meter.
Setiap pesawat perlu dilengkapi dengan peralatan yang dapat menangkap sinyal dari kedua satelit dan jaringan berbasis tanah. Keduanya akan saling menyesuaikan selama penerbangan untuk memastikan konektivitas tetap stabil, bahkan ketika pesawat berada di atas air.