REPUBLIKA.CO.ID,MANADO -- Sekalipun operator lain gencar merilis layanan 4G LTE komersial di sejumlah kota, Telkomsel tampak tenang-tenang saja. Telkomsel terkesan lamban dalam merilis layanan komersial 4G LTE di frekuensi 1.800 Mhz.
Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah menolak anggapan Telkomsel lamban dalam pengembangan 4G LTE. Ririek menyebut ada syarat tertentu untuk pengembangan layanan komersil 4G LTE di satu kota.
“Kami ingin agar pelanggan dapat menikmati layanan 4G LTE yang maksimal, dan untuk itu dalam menggelar layanan Telkomsel 4G LTE ke kota baru, kami selalu memastikan bahwa jaringan kami telah meliputi 80 persen atau mencakup sebagian besar wilayah kota tersebut dan bukan hanya di titik-titik tertentu saja, '' kata Ririek, usai peluncuran 4G LTE di Manado, Jumat (9/10).
Selain coverage yang memadai di satu kota, pihaknya juga mempertimbangkan ketersediaan perangkat dan aplikasi yang sesuai juga berperan penting dalam membangun ekosistem 4G di suatu wilayah baru.
Sebagaimana diterapkan di Manado, untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan di Manado di dalam menikmati jaringan 4G, Telkomsel membangun 35 eNode B (BTS 4G) di kota ini.
Coverage di Manado mencakup lokasi-lokasi strategis di kota Manado termasuk kawasan Mega Mall, Manado Town Square dan kawasan bandara. Di Manado sendiri ada sekitar 30 ribu pelanggan Telkomsel yang telah menggunakan smartphone 4G.
Direktur Sales Telkomsel, Mashud Khamid optimitis dengan respon publik terhadap layanan 4G LTE di Manado. Ihwal target pelanggan yang akan digaet dengan layanan 4G LTE, Mashud tak memberikan rinciannya.
Ia kemudian membandingkan layanan serupa dengan Mataram. ''Mataram BTSnya sekitar 40, dalam waktu tiga bulan pelanggan 4G LTE mencapai 40 ribuan. Manado kemungkinan seperti Mataram, bahkan lebih tinggi lagi," kata Mashud.