REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat data yang membawa internet di hadapan Anda terdiri dari rak yang tidak terhitung dari server yang menghasilkan panas. Perusahaan seperti Google dan Facebook sedang mencari jalan terbaik sebagai solusi pendingin hemat biaya agar menjaga komputer tidak terlalu panas.
baca Google Uji Coba Drone Internet 40 Kali Lebih Cepat
Microsoft, mungkin telah menemukan salah satu cara untuk mengatasi hal itu. Microsoft sedang menjuji pusat data di bawah laut melalui project Natick. Proyek ini merupakan eksperimen bagaimana pusat data bisa bekerja di bawah air. Microsoft serius mengerjakan ini sejak 2013 lalu.
Menurut Microsoft, dengan 50 persen populasi penduduk tinggal dalam jarak 200 km dari laut, pusat data bawa laut dapat digunakan untuk lingkungan pesisir. Ide ini dianggap lelbih masuk akal dibandingkan fasilitas di darat yang terletak lebih jauh. Perlu diingat, semakin dekat Anda dengan server, semakin cepat Anda membuka layanan aplikasi online dan layanan cloud lainnya. Inilah yang ditekankan oleh Microsoft.
"Ini adalah produk yang layak kita buat," ujar Specer Fowers, salah seorang insinyur yang berkerja pada proyek ini, dilansir dari Science Alert.
Microsoft mengatakan sistem submersible dapat memberikan respons yang cepat sekitar 90 hari, tergantung permintaan pasar untuk kepentingan darurat seperti bencana alam atau kejadian khusus seperti perang. Dengan pertimbangan ini, perusahaan menggunakan prototipe kapal yang disebut Leona Philpot disekitar 1 km di lepas pantai pasifik, Agustus lalu. Saat itu, kapal ini dioperasikan pada kedalaman 9 meter.
Awalnya, Microsoft khawatir tentang kemungkinan terjadinya kebocoran air. Namun, prototipe ini sepertinya berjalan baik. Microsoft membayangkan pusat data submersible ini bisa bertahan hingga 20 tahun jika projek ini akhirnya digunakan secara komersial dengan pengantian hadrware rutin setiap 5 tahun. Selain itu, proyek ini juga bertujuan untuk kelestarian lingkungan.
The Leona Philpot didinginkan oleh nitrogen bertekanan. Namun, server di masa depan kemungkinan juga didinginkan oleh air laut. Microsoft mengatakan listrik untuk menjalankan sistem ini dapat disediakan oleh fasilitas pembangkit listrik lepas pantai. Selanjutnya, para peneliti di Microsoft harus membuat sbeuah kapal data center yang lebih besar tiga kali dibandingkan dengan Leona Philpot.