Senin 13 Jun 2016 01:45 WIB

Tak Selamanya Konten Jadi Acuan Sebuah Video yang Menarik

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
VOD. Ilustrasi
Foto: Google
VOD. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nielsen membuat pernyataan pada tahun lalu bahwa 64 persen dari strategi pemasaran akan bertumpu pada konten video.

Bahkan layanan video on demand (VOD) akan unggul dari layanan data lainnya. Pernyataan tersebut dilontarkan kedua perusahaan bukan hanya sekadar memprediksi semata.

Namun, konten video yang menarik belum tentu memiliki daya pikat sehingga mendatangkan penonton.

"Lagi-lagi pengguna memiliki power, pengguna yang menentukan kapan ingin menonton video dan bersedia membayar atau tidak," jelas Direktur Smartfren Telecom Roberto Saputra belum lama ini.

Sebuah video akan menjadi percuma apabila tidak mendatangkan penonton. Membuat video adds semenarik mungkin tetapi tidak mendatangkan penonton tidak akan mendatangkan hasil.

Dalam era big video tentu perlu memanfaatkan konten video dalam strategi pemasaran. Misalnya, penonton lebih suka menyaksikan VOD dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Alangkah bagus bila memasuki ranah tersebut ketika menciptakan konten video berbasis iklan.

Indonesia juga sudah cukup kuat perihal basic conectivity, yakni implementasi 4G LTE yang merata hampir di seluruh kota-kota besar. Sebagai perusahaan operator kondisi tersebut akan membantu menarik banyak pengguna.

Belum lagi handset terjangkau juga sudah tersedia sehingga memudahkan pengguna. Dua infrastruktur tersebut akan membangun ekosistem berimbang. Antara jaringan atau koneksi internet dan perangkat menjadi dua hal tak terpisahkan.

Itu sebabnya basic conectivity menjadi garda terdepan dalam meraup jumlah penonton di era big video. Meski demikian, berbicara konten video tak lepas dari traffic atau arus.

"Traffic menjadi kata kunci merangkul pengakses konten video," lanjut Roberto.

Apabila arus pengguna internet sudah banyak dan lancar, akan lebih mudah menggunakan strategi konten video dalam strategi bisnis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement