REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere sebagai penyemangat Facebook dalam menumpas segala konten berisi SARA di Jerman. Thomas juga ikut mengapresiasi upaya Facebook dalam menggunakan software pengidentifikasi konten yang melanggar hukum dan upaya memerangi kejahatan seksual terhadap anak.
Terkait hal tersebut, Eva-Maria Kirschsieper, Kepala Kebijakan Publik Facebook di Jerman menyatakan akan adanya upaya komunikasi yang kontinyu bersama pemangku kebijakan Jerman, dalam upaya menumpas berbagai kegiatan radikal dan rasisme.
“Kita memandang diri kita adalah bagian dari masyarakat Jerman dan juga bagian dari aspek ekonomi Jerman,” ujar Maria, dikutip Reuters, Rabu (31/8).
Maria juga menyatakan upaya serius yang dilakukan Facebook dalam melaksanakan tanggung jawab sosial akan terus digencarkan dan dilakukan. “Kita sangat memandang masalah tersebut secara serius,” tangkas Maria.
Mark Wallace, Mantan Perwakilan Amerika Serikat di PBB yang saat ini menjadi Kepala Counter Extremist Project (CEP) di New York, sebuah grup non profit yang mengurus informasi database grup radikal mengatakan, Facebook merupakan sebuah perusahaan media sosial terbesar yang ikut memerangi kelompok ekstremis, namun mesti menambahkan pekerjaannya.
“Semua perusahaan telah bekerja, namun Facebook lebih terlihat bekerja untuk itu, namun mereka semua belum menyadari dengan adanya penyelewengan bersenjata di media sosial tidak baik untuk masyarakat dan bisnis,” tutur Wallace.
Ia menyarankan Facebook untuk menggunakan cara yang dilakukan CEP dalam menumpas tindak tanduk kejahatan dan radikalisme secara online. CEP telah melakukan uji coba terhadap sebuah software anyar yang dapat mengidentifikasi gambar dan video baru pada situs media sosial ISIS dan grup-grup lain, dan secara instan terhapus.